Jumat, 19 Maret 2021

Melaksanakan Mapping Yang Kondusif: Safety Mapping

Standar mekanisme, peraturan, standar training, siapa yang bertanggung jawab, dan praktek kerja yang kondusif dibawah ini yakni khususnya disusun untuk kepentingan mapping atau pemetaan geologi di hutan. Setiap personel yang diperintahkan untuk melaksanakan mapping pada suasana mirip di atas mesti berhati-hati terhadap potensi bahaya yang mungkin terjadi pada suasana/kondisi itu. Adalah tanggung jawab bersama antara supervisor dan karyawan pelaksana di lapangan untuk mengidentifikasi pembinaan/pembinaan yang diharapkan dan memutuskan semua yang akan melakukan mapping sudah mengikuti pembinaan/pelatihan yang diharapkan tersebut.

Prosedur dan Peraturan Safety Mapping

Hal-hal yang disebut di bawah ini adalah umumnya budi oleh suatu perusahaan eksplorasi dan tambang, dan pada beberapa hal, itu ialah hukum yang berlaku. Semua karyawan yang akan melaksanakan mapping haruslah mengikuti persyaratan berikut ini :

  1. Menginformasikan/dimengerti/diizinkan oleh atasan atau setidak-tidaknya diketahui oleh rekan kerja perihal Kemana rencana mapping akan dilakukan, Bagaimana rencana rute yang mau ditempuh, dan Kapan asumsi waktu akan kembali dari mapping.
  2. Tidak melaksanakan mapping seorang diri. Kecuali diyakinkan bahwa jikalau berpencar, dikerjakan pada jarak yang tidak jauh, dan senantiasa saling bekerjasama dengan radio komunikasi 2 arah.
  3. Membawa dan memakai semua alat pelindung diri yang disyaratkan untuk kebutuhan mapping.
  4. Tidak boleh merokok saat berada disekitar semak/hutan yang gampang/beresiko terbakar. Ini bukan hanya langkah-langkah tidak kondusif, tetapi juga merupakan tindakan ilegal menurut hukum pemberian hutan kepada bahaya kebakaran.

Melakukan Training Safety Mapping

Pelatihan P3K yaitu kewajiban. Semua karyawan yang bekerja di lapangan disyaratkan untuk menyanggupi standard minimum P3K. Kualifikasi P3K harus diperbaharui setiap 3 tahun. Tingkat minimum training P3K beraneka ragam untuk setiap suasana dan yursidiksi operasional. Seorang supervisor haruslah meyakinkan bahwa semua karyawan yang bekerja di bab yang dibawahinya sudah mendapatkan pembinaan P3K dengan standar paling minimum yang ditetapkan.

Tanggung Jawab Supervisor dan Karyawan

Ketika memutuskan/menugaskan karyawan untuk melaksanakan mapping di hutan, seorang supervisor harus meyakinkan bahwa :
  • Karyawan tersebut mampu/kompeten untuk melakukan mapping.
  • Karyawan tersebut sudah memiliki kualifikasi P3K yang terbaru dan telah memenuhi standar minimum yang diperlukan mengenai P3K.
  • Peralatan dan materi P3K dan survival kit disediakan.
  • Peralatan safety yang diperlukan ditawarkan dan diyakinkan untuk digunakan.
  • Semua isyarat kepada karyawan ditentukan mampu dilaksanakan dengan aman.
  • Yakinkan karyawan untuk berhati-hati dan menyadari potensi ancaman yang mungkin saja terjadi.
  • Lokasi, rute mapping, asumsi waktu kembali/pulang dikenali oleh atasan, dan informasi serta peta ihwal hal ini disimpan dibasecamp/kantor.
  • Mapping tidak akan mengkonsumsi waktu terlalu lama yang bisa menimbulkan capek pada karyawan.
  • Mapping seorang diri tidak diperbolehkan, kecuali pada keadaan tertentu. Misalnya mapping dikerjakan dalam jarak yang akrab, dan semua karyawan harus tetap mengaktifkan radio komunikasi agar bisa saling berafiliasi.

Ketika melakukan mapping di lapangan, karyawan haruslah menentukan bahwa :
  • Pakaian dan perlengkapan yang digunakan sesuai dengan kondisi lapangan dan cuaca yang mungkin terjadi.
  • Pelatihan P3K yang pernah diperoleh sudah memenuhi tolok ukur minimum yang diperlukan
  • Alat/bahan P3K dan survival kit dibawa.
  • Peralatan safety lain yang juga dibutuhkan, dibawa dan dipakai dengan benar.
  • Membawa kompas, arloji dan peta daerah yang hendak dimapping.
  • Lokasi, rute mapping, perkiraan waktu kembali/pulang diketahui oleh atasan, dan berita serta peta perihal hal ini disimpan dibasecamp.
  • Rute mapping dan asumsi waktu kembali/pulang dimengerti.
  • Bersikap hati-hati untuk keamanan diri dan rekan satu tim.
  • Menghindari bersikap gegabah dan bertindak ceroboh.
  • Tidak berpencar dengan rekan satu tim,kecuali pada jarak yang dekat dan selalu berhubungan dengan radio komunikasi dua arah.

Potensi Bahaya dan Pencegahannya

Potensi ancaman yang paling mungkin saat melakukan mapping adalah :
  1. Tersesat atau hilang.
  2. Terjatuh, Tergelincir, Terpeleset, Cedera Anggota Tubuh karena Menggunakan Peralatan secara Tidak Aman.
  3. Serangan Hyperthermia.
  4. Kelelahan.
  5. Kilat/Petir.
  6. Bahaya hewan liar (ular, babi hutan, anoa, simpanse).
  7. Serangga berbahaya (lebah, tawon penyegat, nyamuk, kutu).
  8. Kondisi air buruk.

Tersesat atau hilang

Pencegahan ; Cara terbaik untuk tidak kesasar atau hilang ialah mencegahnya secara dini.
  • Rencanakan rute perjalanan/mapping dengan hati-hati dan sebaik-baiknya, lalu tetap konsisten/teguh pada rencana rute tersebut.
  • Membawa kompas dan peta topography atau foto udara yang paling baik tentang kawasan tersebut, dan tahu persis cara menggunakannya.
  • Selalu melakukan navigasi ketika dalam perjalanan/mapping. Pada saat melaksanakan pemetaan dengan kompas dan langkah, mesti senantiasa mengamati dan berhati-hati terhadap arah dan jarak yang telah dan akan ditempuh untuk mengetahui posisi pada saat itu.
  • Hindarkan godaan untuk tidak melaksanakan navigasi, sebab menilai bahwa target akan dicapai dengan mudah.
  • Hindarkan godaan untuk tidak melakukan navigasi, dikala memutuskan untuk mengikuti jalan setapak atau jalan logging kayu yang belum terplot dipeta. Ini mampu mengakibatkan secara perlahan mengganti arah dan menyesatkan perjalanan/mapping.
  • Mengetahui persyaratan nasional/internasional wacana cara memberi tanda minta tunjangan darurat, dan bisa melakukannya.

Prosedur Gawat Darurat ; Walaupun semua cara pencegahan kesasar atau hilang sudah dijalankan, kemungkinan kesasar atau hilang masih saja bisa terjadi. Tersesat atau hilang mesti dikategorikan selaku siatuasi gawat darurat. Jika sudah disampaikan terhadap atasan, atau orang yang berwenang yang lain perihal rencana rute, asumsi waktu kapan akan kembali/pulang, maka pencarian dikala terjadi ada yang tersesat atau hilang, akan cepat dijalankan. Pencarian akan sukses lebih cepat bila orang yang kesasar atau hilang mengikuti prosedur dibawah ini :
  • Tidak panik. Panik yaitu musuh terbesar pada keadaan mirip ini. Panik akan menjadikan terkurasnya banyak energi dan mampu menimbulkan suasana yang lebih serius. Sebab suatu cedera kecil mampu dengan secepatnya berkembang menjadi situasi yang lebih serius kalau terus-menerus ketakutan dan tidak dapat menguasai diri. Segeralah duduk dengan tenang dan diskusikan dengan rekan satu tim atau kalau cuma seorang diri, tenangkan diri dan diskusilah dengan diri sendiri. Apabila mapping ini sebelumnya dijadwalkan dan disiapkan dengan baik, inilah saatnya untuk mencicipi manfaat emergency kit.
  • Jangan mengembara (pergi ke mana-mana, ke arah yang tidak jelas). Makin dekat lokasi yang diperlukan anda berada disitu, semakin kecil area yang harus ditelusuri untuk mencari anda. Dan ini pastinya memudahkan penelusuran. Lebih khusus lagi, jangan pernah pergi kemana-mana, ke arah yang tidak terang kalau keadaan sudah menjelang atau telah malam hari.
  • Bersabarlah. Sebab tergantung dari tingkat keterpencilan lokasi dimana anda kesasar atau hilang.  Dalam keadaan normal, akan memerlukan satu hari atau lebih untuk mengorganisasikan program pencarian yang komprehensif.
  • Buatlah diri anda gampang terlihat, karena salah satu teknik penelusuran lewat pengamatan dari udara. Posisikanlah diri anda di daerah terbuka. Sebab yakni tidak mungkin untuk menyaksikan ke bawah dengan jelas bila terhalang pepohonan atau kerikil-batuan. Bawalah pakaian yang mampu memantulkan sinar atau gunakanlah rompi yang berwarna cemerlang dan dapat memantulkan sinar. Jika anda melihat atau mendengar pesawat udara, buatlah tanda (tanda kondisi gawat darurat internasional), berputar-putarlah di sekeliling area yang terbuka supaya gampang tampakdari udara, pantulkanlah cahaya dari cermin dan nyalakan api sebagai tanda. (jangan memakai tanda dengan menyalakan api pada ketika bahaya kebakaran mungkin terjadi, misalnya ekspresi dominan kering atau akrab semak-semak).
  • Buatlah diri anda merasa tenteram, cari lokasi dimana anda mampu tampakdari udara, dan buatlah daerah/lokasi itu seperti shelter (daerah berteduh). Tempat berteduh seperti ini akan menolong anda meminimalkan dan mengembalikan energi, melindungi dari ancaman, juga mengurangi potensi terjadinya ketakutan.
  • Ingatlah, bahwa sesorang umumnya bisa tetap bertahan hidup selama 30 hari tanpa makan dan bertahan selama 3 hari tanpa minum pada keadaan hutan

Terpeleset, Tergelincir, Terjatuh dan Cedera Karena Menggunakan Peralatan Secara Tidak Aman

Cedera alasannya adalah tergelincir, terpeleset, terjatuh atau sebab menggunakan peralatan secara tidak kondusif yaitu bahaya paling besar yang dihadapi oleh setiap orang yang melaksanakan mapping. Hal-hal/cedera yang mungkin umumsaja kalau terjadi di sekeliling rumah atau ditempat lain selain di hutan, mampu menjadi cedera yang bersifat serius di lokasi yang terpencil. Cedera yang paling kerap terjadi dikala melakukan mapping yaitu terjatuh (terpeleset, tergelincir, terjatuh). Yang kedua paling kerap adalah cedera yang diakibatkan oleh cara penggunaan yang tidak aman dari peralatan eksklusif, misalnya : kapak, palu, pisau, dsb.

Pencegahan ; cara melaksanakan pencegahan pada potensi ancaman ini ialah sbb :
  • Selalu memakai sepatu yang tepat untuk keadaan yang hendak dihadapi. Sepatu haruslah mampu mencegah masuknya air (tahan air) pada kondisi masbodoh dan berair.
  • Hindari rute yang mempunyai kemiringan dengan kondisi lembap atau berlumut. Atau jikalau tidak bisa, lewatilah tempat itu dengan cara tambahan hati-hati dan kewaspadaan tinggi
  • Apabila melalui kawasan yang tidak jelas, mampu menimbulkan maut jika jatuh, kondisi semak belukar, dan sebagainya lakukanlah dengan ekstra hati-hati dan kewaspadaan tinggi.
  • Apabila melalui tempat yang sudah mengalami penebangan, lakukan dengan tambahan hati-hati dan penuh kewaspadaan. Sebab batang  kayu/pohon yang kecil, tajam dan ringkih ujungnya mampu menyebabkan cedera serius kalau kita terjatuh di kawasan seperti itu.
  • Jangan berjalan di sekitar kayu log yang telah ditebang, karena ada kemungkinan ada kayu yang masih belum sungguh-sungguh roboh, dan saat kita lewat kayu tersebut jatuh menimpa kita. Atau mungkin juga ada batang kayu yang ketika terinjak akan terpelanting ke atas dan mengenai kita.
  • Hindari atau jika terpaksa lakukan dengan extra hati-hati dan kewaspadaan tinggi ketika melalui lereng yang terjal dan berbahaya.
  • Selalu jalan dengan kecepatan yang tepat dengan kondisi lapangan. Jangan pernah berlari-lari!!
  • Selalu meyakinkan semua perlengkapan eksklusif dalam keadaan baik
  • Bawa dan simpanlah semua peralatan langsung dengan aman dengan memakai pelindung yang tepat.
  • Selalu gunakan peralatan pribadi dengan cara yang baik, benar dan aman. Jika perlu, ambillah pelatihan/training khusus ihwal hal itu.
  • Gunakan perlatan langsung sesuai dengan tujuan dan kegunaan alat tersebut.
  • Gunakan senantiasa alat pelindung diri yang tepat dengan kondisi/kondisi.
  • Selalu membawa alat dan materi P3K dan Emergency Survival kit.

Prosedur Gawat Darurat ; Cedera yang paling biasa terjadi dikala melakukan mapping ialah luka memar, luka gores, terpotong, keseleo dan patah tulang punggung. Semua cedera di atas haruslah diperlakukan dan ditindaklanjuti secepat mungkin sesuai standar P3K. Orang yang cedera mesti dilindungi dari terjangkit shock, dan jika perlu, secepatnya dibawa ke tenaga medis profesional untuk menemukan perawatan yang diperlukan.

 dibawah ini adalah utamanya disusun untuk kepentingan  Melakukan Mapping yang Aman: Safety Mapping
Gambar 1. Teknik handling manual

Serangan Hyperthermia

Pencegahan Hyperthermia ; Ada 3 jenis serangan penyakit hyperthermia yang mampu terjadi secara tiba-tiba. 1. Kejang panas, 2. Kelelahan sebab panas, 3. Kena panas yang terlampau besar lengan berkuasa. Menderita kejang panas dan kelelahan alasannya panas terjadi karena kekurangan cairan tubuh dan kekurangan komponen garam akibat keluarnya keringat yang berlebihan.(keluar keringat itu sendiri memiliki kegunaan untuk menurunkan suhu internal badan). Menderita heat stroke (kena panas yang terlampau berpengaruh) ditandai dengan terjadinya suhu badan tiba2 meningkat mencapai 41?C (105?F) yang dapat menimbulkan akhir hayat bila tidak secepatnya diberi bantuan medis. Ada beberapa cara untuk menangkal/meminimalisir serangan hyperthermia:
  • Pentingnya melakukan mapping dalam suatu tim ialah lipat dua kali pentingnya pada ketika kondisi cuaca panas. Gejala hyperthermia kadang-kadang tidak dapat dimengerti atau dikenali oleh si penderita. Akan namun mampu terbaca dengan terang oleh rekan kerja yang sudah mengatahui tanda-tandanya.
  • Minumlah dalam jumlah banyak. Jangan mengandalkan perasaan haus, untuk mengenali kapan anda butuh air minum atau berapa banyak yang harus diminum. Minumlah dalam jumlah yang banyak sebelum anda mulai bekerja, dan setiap 20 menit selama mapping, sebaiknya minum. Jangan minum susu, jus buah yang tidak encer atau alkohol. Minum alkohol malah akan menimbulkan tubuh anda kekurangan cairan. Berhati-hatilah apabila ingin meminum air yang ada di lokasi tersebut. Kecuali anda merasa percaya degan kualitasnya.
  • Tingkatkanlah kadar garam badan anda secara perlahan. Kadar garam yang cukup umumnya sudah terdapat dalam masakan siap saji, tetapi jikalau anda sungguh berkeringat, minuman penambah kadar garam badan seperi gatorade, disarankan untuk diminum. Tablet salut garam tidak disarankan kecuali atas isyarat dokter.
  • Gunakanlah busana dari bahan yang ringan, dan usahakan agar tidak terlalu banyak bab badan yang terbuka dan tidak tertutupi busana.
Prosedur Gawat Darurat Hyperthermia ; penanganan hyperthermia dikerjakan sesuai dengan penyebab dan gejala yang terlihat di lapangan, misalnya sebagai berikut :
Kejang panas :
  • Kondisi tubuh yang kekurangan/kehabisan kadar garam sebab keringat yang sangat banyak.
  • Gejala dan tanda : Kejang/kram pada otot dikala melakukan pekerjaan , tanda-tanda lain : napas pendek-pendek, muntah-muntah, merasa pusing.
  • Perlakuan/perawatan : Pindahkan ke kawasan yang bernaung atau istirahatkan di tempat yang bernaung. Minum air yang mengandung sedikit kadar garam.
Kelelahan sebab panas :
  • Kondisi hyperthermia tingkat sedang yang disebabkan oleh rasa tegang atau shock pada sistem sirkulasi udara tubuh, yang diakibatkan oleh temperatur atau kelembaban yang tinggi. Akibatnya terjadi kehilangan cairan badan lewat keringat yang berlebihan. Dan hal ini mampu terjadi meskipun tidak terkena langsung sinar matahari.
  • Tanda dan gejala : ada banyak gejala dari tingkat sedang hingga gejala jago. Gejala itu antara lain pusing, kedinginan (menggigil), keringat hambar, kulit lembab, merasa sakit kepala, denyut nadi lemah, pandangan kurang jelas, tidak enak badan, lemas, kewaspadaan menyusut, merasa kejang-kejang. Korban mampu terus-menerus mengigau atau pingsan.
  • Perlakuan/perawatan : sama dengan yang mengalami penyakit kejang panas. Istirahatkan di kawasan bernaung. Beri air minum yang biasa, atau air yang bekadar garam sedang, Kalau korban dalam keadaan tidak sadar, dinginkan/kompres dengan air sampai si korban sadar kemabli.
  • Pada kondisi/gejala tingkat sedang sampai ahli, pinjaman dari tenaga medis profesional diharapkan. Sediakan/kerjakan perawatan P3K mirip diatas, dan sehabis itu segera dibawa ke petugas medis.
Kena panas yang terlampau berpengaruh :
  • Terjadi kerusakan sirkulasi darah di otak. Kondisi seperti ini sangat serius dan mungkin berkibat fatal. Hal ini bisa terjadi jika mengalami/terkena/berhubungan eksklusif dengan sinar matarhari yang terlampau besar lengan berkuasa dalam waktu lama.
  • Tanda dan gejala : Kulit kering dan panas, tampang mirip terbakar/bergejolak dan merasa sungguh gerah, akan namun keringat sungguh sedikit atau bahakan tidak ada. Denyut nadi menjadi lebih kencang dan kuat. Si korban bisa menjadi apatis atau malah garang, sakit kepala mahir, sering kali dibarengi dengan muntah-muntah. Si korban akan mengalami hyperventilate seiring dengan kenaikan gejala yang dialaminya. Apabila temperatur badan meningkat, mampu mengakibatkan mata menjadi gelap, kejang dan tidak sadarkan diri/pingsan. Pada keadaan suhu badan mencapai 41?C (105?C), perawatan/penanganan mesti segera dikerjakan tanpa penundaan. Keterlambatan penanganan mampu menimbulkan kerusakan otak atau bahkan maut.
  • Perlakuan/Perawatan : Baringkan korban di daerah yang teduh dengan kepala dan pundak sedikit lebih tinggi dari anggota badan lainnya. Baringkan dengan posisi miring (posisi istirahat) jika dalam keadaan tidak sadar. Lepaskan baju luar, dan dinginkan/kompres  tubuhnya dengan air dan dikipas-kipas, utamanya pada bagian kepala, leher dan area sekitar dada. Jangan juga terlampau banyak memercikkan air ke tubuh korban dikala berusaha mendinginkan suhu tubuhnya, alasannya adalah itu bisa menjadi seperti “mengepel” si korban. Apabila si korban telah sadar kembali (siuman), beri ia minum. Ketika suhu tubuhnya telah wajar kembali, ganti busana si korban, tetap dijaga dalam kondisi hangat supaya menangkal ia menjadi kedinginan. Adalah sungguh berbahaya apabila dijalankan pendinginan suhu badan dengan membenamkan/mencelupkan tubuh si korban dengan air dalam jumlah banyak sesaat setalah mengalami tanda-tanda penyakit ini. Akan tetapi dalam perkara yang sungguh ekstrim/luar biasa, di mana terdapat resiko maut dan kerusakan otak, cara ini dapat digunakan sehabis proses pendinginan suhu badan mulai menawarkan efeknya.  Secara perlahan-lahan masukkan/turunkan badan si korban ke dalam air, pertama-tama kaki si korban, Lakukan pemijatan untuk memperlancar/meningkatkan pedoman darah dan mengurangi panas dari dalam badan. Segera pindahkan/angkat/keluarkan korban dari air segera setalah suhu tubuhnya sudah kembali stabil.

Kelelahan

Kelelahan terjadi saat badan melakukan aktivitas yang melampaui kapabilitas fisik kita sendiri. Kondisi ini nyaris selalu terjadi alasannya memandang remeh tingkat kesulitan dan waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan mapping. Kondisi kecapekan akan sangat besar kemungkinannya menciptakan kita cedera dan menurunkan kualitas pekerjaan/mapping yang dikerjakan.

Cara melaksanakan langkah-langkah pencegahan pada potensi bahaya kecapekan adalah selaku berikut :
  • Rencanakan mapping dengan mempertimbangkan semua keadaan, bukan cuma jaraknya saja. Keadaan lapangan/tempat, cuaca, personil tim, dan aspek apa saja yang mungkin kuat hendaknya sudah dipikirkan/dipertimbangkan antisipasinya.
  • Kecepatan langkah dan beban yang dibawa harus sesuai dengan keadaan dan kemampuan fisik.
  • Kecepatan langkah dalam mapping jangan lebih singkat dari anggota tim yang paling lambat.
Cara melakukan langkah-langkah prosedur gawat daruratnya adalah sebagai berikut :
  • Tanda dan gejala : Tubuh merasa sangat lelah, koordinasi gerak tubuh menyusut,  kewaspadaan tubuh menurun.
  • Perawatan/Perlakuan : Berhenti dan istirahatlah. Sebaiknya di tempat yang teduh/bernaung dan kondusif dari ancaman. Minum air dan makanlah kudapan yang mengandung energi tinggi.  Jangan melanjutkan perjalanan sebelum merasa segar kembali dan cukup beristirahat.

Kilat/Petir

Terperangkap/mendapati kondisi kilat/petir yakni hal yang juga biasa dijumpai dalam mapping. Terkena serangan petir dapat berakibat fatal. Oleh sebab itu, pencegahan-pencegahan  tertentu berikut ini perlu diamati.

Pencegahan potensi bahaya kepada kilat/petir yakni selaku berikut :
  • Carilah tempat yang aman sebelum kilat/petir/badai tiba, seperti di dalam kendaraan atau bangunan.
  • Menjauhlah dari sesuatu yang berukuran tinggi, misalnya pepohonan yang tinggi.
  • Jangan berdiri di erat atau bergantung di benda yang terbuat dari logam.
  • Segera turun dari daerah ketinggian, contohnya bukit.
  • Jangan berdiri di dalam air.
  • Pindah ke area yang lebih rendah, dan posisi tubuh sebaiknya membungkuk atau berjongkok.
  • Segera ke darat atau pantai jika sedang berada diatas perahu atau kano.

Petir adalah sebuah insiden yang bekerjasama dengan tanda-tanda kelistrikan, sehingga prosedur gawat darurat seharusnya dikerjakan mirip dibawah ini :
  • Tanda dan gejala : Korban lazimnya terlihat seperti terpukau, melongo dan pribadi jatuh pingsan. Korban mungkin mengalami imbas terbakar, yang mana akan lebih berbahaya/dahsyat bila si korban menggunakan arloji, pemanis, dan lain-lain yang yang dibuat dari logam. Pernafasan terhenti atau jantung berhenti berdetak mungkin saja terjadi.
  • Perawatan/penanganan : Periksa nafas dan denyut nadi korban. Lakukan pernafasan bikinan atau pemompaan jantung sesuai prosedur. Ketika korban sudah sadar, lakukan penanganan untuk menghilangkan rasa shock, dan segera setelah itu dibawa untuk mendapatkan perawatan medis segera.
 dibawah ini adalah utamanya disusun untuk kepentingan  Melakukan Mapping yang Aman: Safety Mapping
Gambar 2. Mengenal resiko kilat/petir

Binatang Liar (ular, babi hutan, anoa, kera, buaya)

Berjumpa dengan binatang liar (ular, babi hutan, anoa, monyet, buaya) saat melaksanakan mapping adalah hal yang biasa terjadi. Terlepas dari banyaknya perjumpaan dengan binatang liar (ular, babi hutan, anoa, monyet, buaya), serangan dari binatang liar (ular, babi hutan, anoa, simpanse) bergotong-royong jarang terjadi. Bersikap hati-hati pada binatang liar (ular, babi hutan, anoa, simpanse, buaya) yang sedang sendiri saja atau terlebih yang sedang bergerombol dengan anak-anaknya.

Serangan atau gigitan dari binatang liar (ular, babi hutan, anoa, monyet, buaya) ialah berbahaya karena mungkin mengandung racun/mampu, menularkan rabies atau penyakit bengkak atau bahkan mengakibatkan akhir hayat Korban harus segera menemukan perawatan medis segera. Hampir semua binatang yang menyerang, ialah hasil dari keterkejutan antara keduanya, baik hewan maupun orang yang melaksanakan mapping ketika tiba-datang berjumpa .

Pencegahan terhadap potensi ancaman ini yaitu sebagai berikut :
  • Bersikap ribut, ramai ketika melaksanakan mapping. Ini bisa dilaksanakan dengan menjinjing semacam bel di kantong atau busana, meniup peluit atau bersiul-siul atau cara lain yang menciptakan hewan yang ada di sekitarnya mengetahui kehadiran/eksistensi kita.
  • Jangan menggunakan sabun yang terlalu harum/busuk, parfum, deodoran, dan sebagainya yang mungkin menciptakan binatang tertarik untuk mendekati kita.
  • Cari dan ketahuilah gosip sebanyak-banyaknya perihal lokasi dan kebiasaan bermacam-macam binatang yang menghuni tempat yang akan dimapping.
  • Selalu memberi peluang bagi hewan untuk berlalu lebih dulu atau tidak merasa terganggu di area teritorinya.
  • Waspada terhadap tanda-tanda keberadaan binatang, jejak kaki, atau pun bekas kotorannya.
  • Jangan pernah berusaha mendekati atau menangkap binatang liar (ular, babi hutan, anoa atau kera), alasannya itu mampu membuat mereka merasa terancam, sehingga akan menyerang anda. Khusus untuk ular, jangan pernah coba menangkapnya, sebab kemungkinan ular tersebut yaitu ular berbisa.
  • Khusus untuk ular, ketahui/pelajari jenis dan karakteristik ular kawasan tersebut. Ular yang biasa ditemui di Sulawesi, tergolong Soroako area maupun SOA (Soroako outer area) yakni ular sawah, phyton, hijau, viper, hitam.
  • Alat membela diri mirip parang ialah pilihan pelengkap terakhir.

Prosedur gawat daruratnya yakni sebagai berikut :
  • Jika serangan yang terjadi dalam jarak akrab atau masih berjalan, parang mampu dipakai untuk mempertahankan diri.
  • Lakukanlah penanganan P3K yang cocok kepada luka atau cedera
  • Semua gigitan dan ukiran oleh binatang harus dikerjakan oleh dokter untuk mencegah nanah dari bisa/racun yang dibawa binatang tersebut, dan untuk mendeteksi kemungkinan rabies.
  • Prosedur penanganan digigit ular harus dipahami secara baik (untuk detail mengenai hal ini dilampirkan secara terpisah).
  • Apabila digigit ular berbisa usahakanlah mengetahui jenis ular tersebut dan usahakan membunuh ular itu untuk dibawa ke tempat tinggal sakit semoga mampu dipilihkan anti venin yang tepat sesuai dengan jenis ular yang menggigit.
  • Apabila binatang itu disangka menularkan rabies, bila memungkinkan binatang itu mesti secepatnya dibunuh. Jangan menjamah bangkai binatang dengan tangan telanjang. Gunakan sarung tangan tebal, masukkan dan bungkus dengan aman bangkai hewan itu dalam sebuah plastik bag yang tepat. Jangan menjamah bab luar dari sarung tangan setelah memegang bangkai hewan. Masukkan dan satukan sarung tangan itu dengan bangkai hewan dalam palstic bag. Setelah itu, cuci tangan dan bagian lain dari kulit yang terbuka dengan sabun dan air hangat. Kemudian sterilkan dengan menggunakan alkohol, meskipun tadi anda memakai sarung tangan. Beritahu petugas suaka margasatwa yang berwenang yang mau mengambil dan melaksanakan tes kepada bangkai hewan itu.

Serangga Berbahaya

Bermacam-macam serangga dapat ditemui ketika melakukan mapping. Konsekuensinya, mampu berbentukgangguan-gangguan kecil yang umum saja, membawa penyakit atau memiliki potensi menjadikan maut karena reaksi alergi tubuh. Serangga yang paling umum dijumpai ialah nyamuk, lebah, tawon penyengat, kutu, “blackflies” dan “deerflies”. Sengatan lebah atau tawon penyengat mampu berakibat fatal bagi penderita alergi.

Pencegahan terhadap kesempatanserangga berbahaya yakni sebagai berikut :
  • Semprotkan/gosokkan penolak nyamuk ke busana dan ke bab tubuh yang terbuka. Gunakan seperlunya, tetapi efektif.
  • Gunakan busana yang loggar untuk melapisi T-shirt. Ini akan membantu menghindarkan dari gigitan serangga lewat pakaian anda.
  • Buatlah keadaan semoga bab bawah celana dimasukkan ke dalam sepatu boot, kerah baju yang kondusif dan menutupi bagian tubuh dengan baik, dan masukkan/rapikan pakaian ke dalam celana, semoga menghalangi masuknya serangga ke bab dalam baju, utamanya kutu dan semut.
  • Untuk penderita alergi, mesti senantiasa menjinjing obat anti alergi yang diharapkan. Tahu cara menggunakannya, dan bisa megajarkan/menginstruksikan terhadap rekan satu tim untuk menolong menggunakannya.
  • Apabila anda mengira bahwa anda mungkin alergi terhadap gigitan serangga, lakukanlah tes sebelum berangkat ke lapangan melaksanakan mapping. Reaksi alergi dapat terjadi dengan segera dan fatal. Jika suasana mirip ini terjadi di lapangan, dan anda tidak meyiapkan diri sebelumnya dengan antisipasi/penanganan medis yang benar, anda bisa meninggal.
Prosedur gawat daruratnya yakni selaku berikut :
  • Selalu bersihkan area yang digigit serangga dengan air sabun atau antiseptik yang cocok untuk menangkal infeksi dan meminimalkan iritasi.
  • Jika terjadi reaksi alergi, siapkan dan secepatnya gunakan serum medis pelawan racun yang disiapkan tanpa mencampakkan-buang waktu. Jika keadaan alergi masih terus terjadi sehabis diberi pelawan racun, segera dibawa untuk menemukan perawatan medis yang diperlukan.

Kualitas Air Jelek

Walaupun dibanyak area, masih banyak dijumpai sumber air lokal yang secara biasa aman untuk dimakan manusia, akan namun banyak juga area yang tidak demikian. Air yang tidak murni, mungkin mengandung basil berbahaya dan atau benalu. Atau mungkin juga ada tempat yang airnya sudah terkontaminasi polutan dari pabrik. Akibat paling sering dari kulaitas air yang buruk ialah penyakit diare dan disentry. Air juga mampu terkotori oleh kotoran dari binatang atau insan. Gejala yang ditimbulkan kalau terminum air yang terkontaminasi bakteri atau parasit atau bakteri dari kotoran hewan atau insan adalah berupa diare atau muntah-muntah.

Pencegahan kepada potensi bahaya berupa mutu air yang buruk ialah selaku berikut :
  • Konfirmasikan/tanyakan terhadap petugas berwenang ihwal mutu air sungai dan danau di tempat tersebut.
  • Jika anda bimbang, anda mesti menjinjing cadangan air didalam wadah yang kondusif dan bersih.
  • Didihkan semua air yang diambil dari sumber air lokal paling kurang selama 5 menit atau bisa juga ditambahkan dengan tablet disinfektan.
  • Pastikan anda selalu mencuci tangan anda dengan benar secara keseluruhan sesudah memakai toilet.
  • Jangan pernah berenang di telaga/kolam air tergenang yang tidak jelas kualitas airnya.

Prosedur gawat daruratnya yakni selaku berikut :
  • Sediakan senantiasa alat dan bahan P3K untuk diare dan disentry.
  • Segera cari penanganan medis yang semestinya.
Demikian petunjuk bagaimana melaksanakan mapping atau pemetaan geologi yang aman (safety mapping), gampang-mudahn ini dapat berguna untuk anda seorang pekerja lapangan. Saran saya, saat melaksanakan acara mapping identifikasi apalagi dulu risiko ataupun potensi ancaman yang ditimbulkan, kemudian kerjakan tindakan pencegahan, karena ada ungkapan yang mengatakan "menangkal lebih baik dibandingkan dengan mengobati".
Written by : Flyshgeost

    Sumber https://www.geologinesia.com/


    EmoticonEmoticon