Tampilkan postingan dengan label Tata Surya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tata Surya. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 Oktober 2020

Metode Tata Surya Dan Penjelasannya

Ketika berada di bangku sekolah, tata cara tata surya yaitu salah satu bahan pelajaran yang mau diberikan oleh guru. Istilah itu sendiri mengacu pada ilmu Astronomi yang mempelajari aneka macam jenis benda atau objek yang ada di langit. Beberapa pola dari benda tersebut antara lain matahari, planet-planet, dan aneka macam benda lainnya mirip meteor, komet, asteroid, satelit, dan sebagainya.

Nah teman , pada kesempatan ini kita akan membahas tentang tata cara tata surya kita. Walaupun diluar objek studi geologi, namun ini sangat menghipnotis keberadaan bumi yang ialah ruang lingkup utama dari ilmu geologi.


Sebelum membahas masing-masing unsur pada tata surya, ada baiknya untuk mengingat kembali teori-teori yang membicarakan proses terbentuknya tata surya. Ada 4 teori utama yang paling banyak dikenal. Keempat teori tersebut adalah Teori Nebula, Teori Planetesimal, Teori Awan Debu, dan Teori Big Bang.

Teori Nebula ialah teori yang dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace. Sementara itu, teori Awan Debu diungkapkan oleh Carl Von Weizsaeker dan Gerard P Kuiper. Sedangkan Teori Planetesimal disampaikan oleh Thomas C Chamberlin dan Forest R.Moulton, dan yang terakhir dan sekaligus sangat fenomenal adalah Teori Big Bang yang dikemukakan oleh Georges Lemaitre.

Dalam metode tata surya, ada beberapa hal yang penting untuk diketahui. Berikut klarifikasi mengenai tiga hal utama dalam tata surya.

Matahari

Penyusun metode tata surya yang pertama yakni Matahari. Induk dari tata surya ini merupakan benda langit yang mempunyai ukuran 332.830 massa bumi. Dengan massa tersebut, matahari bisa mengakibatkan sejumlah energi dahsyat serta kesinambungan fusi nuklir. Energi yang dipancarkan dari matahari menyebabkan radiasi elektromagnetik dan spektrum magnetik. Karena energi dan cahaya matahari yang dipantulkan ke benda-benda langit, anggota lain dalam tata surya seperti komet, bintang, dan meteor menjadi terlihat.


Matahari sendiri tersusun atas beberapa lapisan. Lapisan yang terluar disebut dengan korona. Lapisan yang memiliki ketebalan 700.000 km ini mempunyai suhu 1 juta Kelvin dan tidak terlalu menunjukkan energi panas. Lapisan yang lebih dalam dari korona disebut dengan kromosom. Lapisan atmosfir matahari ini memiliki suhu 4500 kelvin serta ketebalan 2000 km.

Lebih masuk ke dalam, ada lapisan fotosfer. Lapisan yang memiliki suhu 6000 K dan ketebalan 300 km ini bisa menghasilkan energi panas super dahsyat. Terkait fotosfer, lapisan tersebut adalah bagian yang bisa dilihat. Sayangnya, kita tidak dapat melihat sinar matahari pribadi sebab akan memiliki efek kurang baik pada mata. Setelah fotosfer, bagian terpenting dari salah satu metode tata surya ini yaitu inti matahari. Bagian terdalam matahari yang memiliki suhu 14 juta K ini menciptakan energi sangat besar dari reaksi nuklir yang terjadi di dalamnya.

 sistem tata surya adalah salah satu materi pelajaran yang akan diberikan oleh guru Sistem Tata Surya dan Penjelasannya
Gambar Struktur Internal Matahari.

Planet-planet

Bagian berikutnya dalam sistem tata surya yaitu planet-planet yang mengitari matahari selaku sentra tata surya. Ada 7 planet berlawanan ukuran yang mengitari matahari. Ketujuh planet tersebut secara berurutan dari yang terdekat ke matahari yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Berikut klarifikasi tentang masing-masing planet tersebut.

a. Merkurius
Planet ini berada sekitar 58 juta km dari matahari. Meskipun tidak bisa dilihat secara kasat mata, planet ini akan terlihat dikala fajar atau senja. Karakteristik yang lain dari planet ini antara lain merupakan planet terkecil, bersuhu 427 derajat Celsius pada siang dan 184 derajat Celsius pada malam harinya, serta memiliki kurun rotasi 59 hari.

b. Venus
Planet kedua yang akrab dengan matahari ini berjarak 108 juta km dari matahari. Seperti merkurius, venus juga bisa dilihat saat pagi dan senja. Karakteristik atau ciri ciri planet Venus yang paling utama adalah permukaan planetnya diliputi oleh awan karbondioksida tebal serta suhu panas seperti gunung api dan lahar. Seperti merkurius, planet ini tidak memiliki satelit sehingga kala rotasinya lama, ialah 243 hari.

c. Bumi
Salah satu planet penting dalam metode tata surya ini merupakan planet yang mendukung adanya kehidupan. Planet ketiga terdekat dari matahari ini memiliki satu satelit alami berjulukan bulan. Bumi mempunyai kurun rotasi 24 jam dan revolusi 365,25 hari.

d. Mars
Planet yang memiliki ukuran lebih kecil dibanding bumi ini berjarak 228 juta km dari matahari. Planet dengan abad rotasi 24,6 jam ini juga memiliki dua satelit bernama Phobos dan Deimos. Karakteristik dari planet ini yakni adanya banyak lubang ledakan pada kepingan selatan mars dan adanya arus lahar gunung berapi di serpihan utara mars.

e. Jupiter
Planet paling besar dalam tata surya ini mempunyai karakteristik warna merah yang berasal dari gas yang mengelilingi planet. Planet dengan rotasi 9,8 jam ini memiliki jumlah satelit yang banyak, adalah 16 satelit yang beberapa diantaranya ialah Ganymeda, Calisto, dan sebagainya.

f. Saturnus
Planet tercantik dalam tata cara tata surya ini disebut demikian karena mempunyai cincin besar yang melingkarinya. Cincin tersebut tersusun atas gas dan butiran abu. Planet yang memiliki kala rotasi 10,6 jam ini mempunyai satelit yang salah satunya berjulukan Titan (lihat lebih lengkap disini mengenai ciri ciri planet Saturnus).

g. Uranus
Planet ini memiliki karakteristik permukaan yang berbentuksamudra dari adonan metana dan amoniak. Pada atmosfirnya, planet ini diliputi oleh sebagian besar helium dan hydrogen.

h. Neptunus
Planet yang terakhir ialah neptunus merupakan planet yang terjauh dari tata surya. Planet ini memiliki atmosfir yang tidak jauh berbeda dengan Uranus. Selain itu, permukaan planet yang mempunyai satelit bernama Triton ini juga didominasi oleh lumpur dan kerikil-batuan samudra.

 sistem tata surya adalah salah satu materi pelajaran yang akan diberikan oleh guru Sistem Tata Surya dan Penjelasannya
Urutan Susunan Planet dalam Sistem Tata Surya kita.

Benda Langit Lainnya

Sistem tata surya juga tersusun atas aneka macam jenis benda-benda langit selain matahari dan planet. Beberapa misalnya mirip meteor, komet, asteroid, dan satelit. Meteor sendiri merupakan salah satu benda langit yang berupa serpihat padat dan melayang secara tidak beraturan. Karena sifat inilah, meteor kerap kali menyasar dan ditarik oleh gravitasi bumi. Apabila cuilan meteor berskala besar dan tidak habis terbakar oleh lapisan atmosfir bumi, benda tersebut akan jatuh ke bumi. Meteor yang dapat mencapai permukaan bumi ini lalu disebut dengan meteorit.

Lalu, bagaimana dengan Asteroid? Asteroid mempunyai karakteristik mirip meteorit, yaitu beterbangan secara tidak terorganisir alias acak. Benda padat yang ada di langit ini memiliki sekitar 50.000 benda kecil mirip ceres, ialah salah satu benda langit dengan diameter 1.000 km diantara orbit mars dan Jupiter. Sementara itu, komet merupakan benda langit yang tersusun atas gas dan debu dan berputar membentuk elips memanjang mengelilingi matahari. Komet yang bergerak memiliki ekor berbentukgas tipis dan memantulkan cahaya matahari. Namun, dalam tata cara tata surya ada pula komet yang tidak mempunyai ekor. Komet tak berekor lazimnya mempunyai lintasan lebih pendek serta melewati kawasan yang acuh taacuh di angkasa.

 sistem tata surya adalah salah satu materi pelajaran yang akan diberikan oleh guru Sistem Tata Surya dan Penjelasannya
Kenampakan hujan meteor.

Benda langit yang terakhir, satelit, merupakan merupakan benda yang mengitari benda lain di angkasa, benda ini terus mengitari benda lain yang mempunyai gaya gravitasi lebih besar. Beberapa planet yang mempunyai satelit alami adalah Bumi, Neptunus, Jupiter, Mars, Uranus, dan Saturnus.

Itulah berita tentang metode tata surya dan beberapa penjelasan singkat mengenai unsur-bagian yang lain yang bisa Anda jadikan selaku acuan. Anda mampu mendapatkan penjelasan yang lebih spesifik tentang beberapa hal yang lain terkait tata surya melalui ulasan para hebat astronomi di beberapa sumber media yang terpercaya.
Sumber https://www.geologinesia.com/

Kamis, 08 Oktober 2020

Teori Pembentukan Tata Surya Menurut Perspektif Sains

Teori pembentukan tata surya ialah suatu hal yang sering menyebabkan perdebatan panjang yang tidak ada ujung pangkalnya. Banyak kaum agamawan yang menolak kedatangan teori-teori seperti ini. Diluar dari itu, selaku seorang saintis, alangkah baiknya bila kita tidak bersikap skeptis kepada teori yang pernah ditelurkan oleh beberapa hebat astronomi tersebut.

sebagai suatu media info sains, lewat artikel ini akan menunjukkan pemaparan singkat beberapa teori pembentukan tata surya kita adalah teori nebula, teori planetesimal, teori bintang kembar, teori pasang surut gas, dan teori big bang.

Teori Nebula

Teori pembentukan tata surya nebula juga sering disebut dengan teori kabut. Nebula berasal dari bahasa latin yang artinya kabut. Pada awalnya ada seorang ilmuwan bernama Emanuel Swedenborg yang pada tahun 1734 menyatakan teori ihwal nebula, akan namun teorinya masih ruang lingkup tertentu. Teori pembentukan tata surya ini secara tepat dikemukakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1755 dan Pierre d Laplace pada tahun 1796 sehingga disebut dengan teori kabut kant laplace.

Pada teori ini diterangkan bahwa di jagat raya terdapat gas yang berbentuk kabut atau nebula. Kabut ini berisikan kumpulan gas, yang sebagian besar berbentukgas hidrogen, ada es, plasma, maupun debu, di dalam kabut terjadi tarik menawan antar gas sehingga menjadi kumpulan kabut yang sungguh besar, kabut yang besar tersebut berputar-putar semakin cepat kemudian terjadi pemadatan pada sentra bundar sehingga terbentuklah matahari.

Matahari yang sudah terbentuk, memiliki bentuk mirip bola yang melebar pada segi ekuatornya. Matahari yang sudah terbentuk tersebut kemudian mengalami penyusutan ukuran dan berputar kian cepat. Perputaran matahari yang semakin cepat menjadikannya materi-bahan yang ada disekitar ekuator terlempar keluar.

Materi-materi lain yang ada membentuk massa yang lebih kecil dari matahari dan disebut dengan planet. Pada teori pembentukan tata surya ini planet terbentuk akibat adanya gaya gravitasi yang lalu memadat dan menjadi planet. Planet yang terbentuk ini akan mengelilingi matahari secara terorganisir dengan lintasan tertentu yang disebut dengan orbit. Bentuk dari matahari sendiri berbentukgas pijar yang dikelilingi oleh planet.

Teori Planetesimal

Teori pembentukan tata surya planetesimal ini dikemukakan oleh spesialis di bidang astronomi pada permulaan periode ke-20 asal amerika yang bernama Forest Ray Moulton dengan temannya yang berjulukan Thomas C. Chamberlain seorang ahli geologi dari universitas Chicago.

Pada teori pembentukan tata surya yang dikemukakan oleh kedua orang sarjana ini mengemukakan teori bahwa matahari terbentuk oleh massa gas yang sungguh besar, lalu pada suatu ketika ada bintang lain yang melintas dan nyaris bertabrakan dengan matahari. Pada ketika posisi matahari dan bintang lain itu berdekatan terjadi tarik menarik antara matahari dan bintang tersebut alasannya kedua benda ini mempunyai gaya gravitasi yang besar.

Dampak dari adanya tarik mempesona tersebut berakibat pada tertariknya material-material gas yang ada pada tepian kedua bintang ini. Material-material yang terpental baik dari bintang maupun dari matahari tersebut kemudian menyusut dan menjadi gumpalan-gumpalan dan menjadi padat yang ada alhasil gumpalan-gumpalan tersebut menjadi planet.

Teori pembentukan tata surya merupakan suatu hal yang sering menimbulkan perdebatan panjan Teori Pembentukan Tata Surya Menurut Perspektif Sains

Planet-planet yang telah terbentuk akan bergerak mengelilingi matahari alasannya gravitasi yang dimiliki oleh matahari, sehingga planet-planet tersebut memiliki lintasan tersendirri dalam mengelilingi matahari yang disebut dengan orbit. Diantara planet-planet yang mengitari matahari pada orbitnya tersebut salah satunya ialah planet yang kita tempati ialah planet bumi.

Proses yang terjadi pada teori pembentukan tata surya planetesimal ini terjadi sekitar 3,8 miliar tahun yang kemudian. Beberapa gumpalan-gumpalan yang terbentuk ada yang berukuran besar yang menjadi plalnet mirip planet bumi yang manusia tempati bisa pula berukuran kecil menjadi satelit seperti satelit bumi yang bernama bulan.

Istilah planetesimal sendiri berasal dari desain matematika yang memiliki arti fraksi kecil dari planet, bagi beberapa ilmuwan perumpamaan planetisimal mengacu pada benda-benda kecil dalam tata surya baik itu planet, satelit, asteroid, mapun komet.

Teori Pasang Surut Gas (Tidal)

Teori pembentukan tata surya Pasang Surut Gas (Tidal) ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffrey pada tahun 1918. Pada teori pembentukan tata surya yang satu ini menyatakan bahwa bintang besar mendekati matahari. Posisi antara matahari dan bintang besar yang berdekatan ini menjadikan pasang surut pada matahari yang berupa gas dikarenakan pesona yang ada antara bintang besar dan matahari maka akan mengakibatkan bab dari matahari kesengsem pada bintang karena gaya gravitasi bintang besar sungguh besar lengan berkuasa.

Hal ini menimbulkan terlihatnya bagian dari matahari mirip pengecap menjulur ke arah bintang besar. Lidah matahari yang menjulur tersebut lama-kelamaan akan pecah menjadi planet-planet, dan bintang besar tersebut melanjutkan pergerakannya kembali sehingga lambat laun efek gravitasi dari bintang besar tersebut akan menjadi hilang.

Teori Bintang Kembar

Teori pembentukan tata surya bintang kembar dikemukakan oleh seorang ahli astronomi R.A Lyttleton yang berasal dari negara Inggris pada sekitar tahun 1930-an. Pada teori pembentukan tata surya ini dikemukakan bahwa terdapat sepasang matahari kembar, dimana dua bintang ini saling mengelilingi satu sama lainnya. Kemudian melintaslah bintang lain yang menabrak salah satu bintang kembar tersebut, dari hasil tabrakan yang telah terjadi menimbulkan salah satu dari bintang kembar tersebut menjadi pecah berkeping-keping.

Teori pembentukan tata surya merupakan suatu hal yang sering menimbulkan perdebatan panjan Teori Pembentukan Tata Surya Menurut Perspektif Sains

Pecahan yang dihasilkan oleh salah satu dari bintang kembar tersebut jadinya menjadi planet-planet yang mengelilingi matahari sebab gaya gravitasi yang dimiliki matahari sebagai bintang kembar yang tersisa sebab tidak bertabrakan dengan bintang lainya. Planet-planet yang terbentuk dikarenakan cuilan salah satu bintang kembar ini mendingin dan kemudian menjadi planet.

Teori Big Bang

Teori pembentukan tata surya lainnya yaitu teori big bang, teori ini berbeda dengan teori-teori lain perihal terbentuknya tata surya. Pada teori ini diterangkan bagaimana terbentuknya alam semesta ini, dan perkiraan bagaimana pula tamat dari alam semesta ini.

Teori big bang pertama kali dikemukakan oleh kosmolog asal Belgia yang bernama Abbe Georges Lemaitre pada tahun 1920-an. Pada teori ini dikatakatan bahwa awal dari alam semesta adalah sebuah bola api kecil yang mempunyai ukuran sungguh kecil yang dianggap selaku titik nol volume.

Gumpalan kecil ini bertambah ukurannya menjadi berdiameter meraih 1,75 cm. Ukuran dari gumpalan kecil tersebut makin menjadi besar dengan sangat cepat dan sempurna pada waktu 0 detik (dimulainya waktu) insiden ledakan ini terjadi sekitar 15 miliyar tahun yang kemudian.

Pada teori pembentukan sistem tata surya yang satu ini diterangkan tentang awal alam semesta terjadi. Setelah terjadi ledakan yang berasal dari gumpalan tersebut kesannya berbentukanergi yang membentuk alam semesta. Atom hidrogen terbentuk pada dikala energi dari big bang keluar.

Atom hidrogen yang telah terbentuk meluas kian lama kian padat dengan suhu termperatur yang mencapai jutaan derajat celsius. Berawal dari atom hidrogen inilah asal muasal pembentuk bintang yang ada di galaksi hingga tata surya yang kita tinggali sekarang ini.

Kekuatan dari big bang ini masih terasa hingga ketika ini dan akan terus meluas hingga hingga meraih batas tertentu dan jika sudah mencapai batas tersebut maka akan kembali ke titik semula awal dari big bang dimulai.

Sumber https://www.geologinesia.com/

Sabtu, 03 Oktober 2020

Urutan Susunan Tata Surya Berdasarkan Geosains

Mempelajari susunan tata surya memang tidak akan ada habisnya. Rasa kagum dengan semua benda-benda angkasa yang sangat besar dan sungguh indah pastinya. Mempelajari metode tata surya memang senantiasa menjadi hal yang menggembirakan mengenang selalu ada hal baru yang hendak dipelajari. Untuk mampu mengetahui ilmu tentang tata surya seharusnya ada harus mendalami ilmu geosains. Apa itu ilmu geosains? Banyak sekali pikiran yang salah mengenai bidang keilmuan yang satu ini dan menafsirkannya selaku bidang ilmu geografi. Padahal keduanya cuma memiliki keterkaitan yang sungguh kecil.

Apa saja yang ada dalam susunan dalam tata surya?
Tata surya sendiri merupakan suatu kumpulan dari banyak sekali macam benda langit yang umumnya terdiri atas bintang atau matahari serta semua objek yang terpengaruh oleh gravitasi dari bintang utama. Di galaxy bima saksi, matahari memiliki peran selaku bintang utama sementara planet-planet hanyalah sebagai objek yang terpengaruh oleh gravitasinya. Berikut benda-benda apa saja yang masuk dalam suatu susunan tata surya:

1. Matahari
Susunan tata surya yang paling inti diduduki oleh matahari. Matahari yang merupakan bintang ini menjadi pusat gravitasi dari semua benda yang ada dalam cangkupan tata surya. Untuk ukurannya sendiri, matahari memiliki massa yang sungguh besar mencapai 332.830 kali massa bumi. Dengan besarnya massa yan dimiliki membuat adanya kesinambungan fusi nuklir dan menciptakan matahari bisa menyemburkan energi hingga ke planet-planet lain yang ada di sekitarnya.

2. Tata Surya Bagian Dalam
Bagian tata surya berikutnya yaitu tata surya bagian dalam dan mencangkup asteroid serta planet kebumian. Beberapa planet yang masuk dalam klasifikasi planet kebumian yaitu planet merkurius, planet venus, planet bumi, dan planet mars. Ke empat planet tersebut juga sering diketahui sebagai planet-planet dari susunan tata surya bab dalam. Kesemua planet tersebut memiliki komposisi batuan yang cukup padat sehingga memungkinkan adanya kehidupan di daerah tersebut. tidak cuma itu, ke empat planet ini juga tidak mempunyai tata cara cincin dan juga satelit.

a. Merkurius
Merkurius ialah planet yang berlokasi paling dekat dengan matahari. Sehingga tidak jarang pada dikala terjadi angin kencang di matahari, planet ini juga akan mencicipi panasnya meskipun jarak keduanya mencapai 0,4 SA. Dengan massa hanya 0,555 dari planet bumi, merkurius tidak mempunyai satelit dan juga terdapat beberapa kawah meteoroid yang diketahui dengan rupes atau lobed ridges.

b. Venus
Tidak jauh berbeda dengan merkurius, venus juga ialah salah satu planet yang memiliki jarak dekat dengan bumi. Dengan jarak 0,7 SA dari matahari membuat planet ini mempunyai iklim yang cukup panas sampai meraih 400 C. meski demikian, planet ini mempunyai kabut silika tebal yang di dalamnya terkandung inti besi. Keadaan di venus sangat kering dan tandus serta kepadatannya meraih 9 kali kepadatan yang ada di bumi.

Mempelajari susunan tata surya memang tidak akan ada habisnya Urutan Susunan Tata Surya Menurut Geosains

c. Bumi
Planet yang berjarak 1 SA dari matahari ini merupakan satu-satunya planet dalam susunan tata surya yang bisa ditinggali oleh manusia. Planet ini ialah planet terbesar dan mempunyai kegiatan geologi di hampir semua daratannya. Walau demikian, dengan 70% kawasan di bumi berisi air namun demikian planet ini memiliki hydrosfer yang cukup cair. Bumi juga satu-satunya planet di bab dalam yang memiliki satelit. Satelit tersebut ialah bulan yang bisa Anda lihat dengan sungguh terperinci terlebih dikala full moon.

d. Mars
Mars ialah suatu planet yang memiliki massa hingga 0,107 dari massa bumi dan berjarak sampai 1,5 SA dari bintang inti. Berbeda dengan permukaan yang ada di planet bagian dalam, daratan mars dipenuhi dengan gunung berapi raksasa. Hal ini menandakan jika terdapat acara geologis yang kian kesini semakin sering timbul.

e. Sabuk Asteroid
Asteroid sendiri sesungguhnya hanyalah sekumpulan objek biasanya berupa minuman logam beku dan juga bebatuan.  Kumpulan objek ini lazimnya terletak di antara planet Mars dan planet Yupiter. Banyak jago yang menduga jika sabuk asteroid ini ialah sisa dari bahan-materi yang gagal terbentuk akibat besarnya dampak dari lemari pendingin.

3. Tata Surya Bagian Luar
Pada tata surya bagian luar lazimnya berisi gas-gas yang raksasa. Biasanya setiap objek yang ada dalam tata surya bab luar ini memiliki satelit dengan ukuran yang sangat besar bahkan sampai melampaui ukuran bumi. Tidak hanya itu, di tempat ini juga terdapat banyak komet yang memiliki orbit yang pendek. Sama halnya dengan yang ada di planet-planet kebumian, planet-planet yang ada di tata surya bab luar juga memiliki beberapa bagian padat seperti metan, amonia, dan juga air.

Ketiga susunan tata surya tersebut memang mempunyai perbedaan pada setiap bagian penyusunnya. Dengan mencar ilmu tata surya lewat geosains tentu saja akan membuat Anda lebih tahu mengenai apa saja yang ada di tata surya serta bagaimana pembentukan tata surya kita.
Sumber https://www.geologinesia.com/

Rabu, 30 September 2020

#4 Anggota Tata Surya Dalam Galaksi Bima Sakti

Tata surya ialah suatu formasi atau kumpulan benda langit yang mengelilingi suatu bintang inti sebagai pusatnya. Jika dalam galaksi bima sakti, bintang inti yang dimaksud yakni matahari dan kumpulan benda langit yakni planet-planet dan juga asteroid. Anggota tata surya sendiri berisikan bintang inti atau matahari dan juga beberapa planet yang mengitarinya.

Apa saja anggota tata surya yang harus dikenali?
Saat mengamati langit di malam hari tentunya Anda mampu menyaksikan aneka macam macam rupa bintang dengan beragam warna. Namun, benarkah benda yang Anda sebut sebagai bintang itu yakni benar sebuah bintang atau mungkin benda-benda langit lain seperti meteoroid, asteroid, dan lain sebagainya. Jika membahas mengenai tata surya tentu saja tidak akan terlepas dari anggota tata surya baik itu yang berwujud besar ataupun yang tampakkecil.

1. Matahari
Matahari ialah bintang inti dari semua anggota tata surya. Yang dimaksud dengan bintang inti yaitu alasannya matahari mampu memancarkan cahaya sendiri dan menjadi pusat orbit dari semua benda-benda langit yang mengelilinginya. Bintang yang satu ini merupakan objek yang mempunyai era yang paling berat dengan diameter meraih 110 kali diameter bumi. Sedangkan untuk gravitasinya sendiri, matahari memiliki gravitasi 28 kali lebih besar ketimbang besar gaya gravitasi yang ada di bumi.

Mengingat matahari ialah bintang inti sudah mampu dipastikan bila suhu dari permukaan objek ini sungguh tinggi, ialah meraih 5.000 oC sampai 6.000 oC. Sementara untuk panas dari pada dasarnya diperkirakan meraih 15 juta derajat celcius, tentu saja objek apapun akan pribadi hangus jikalau mendekati inti matahari. 80% hingga 90% matahari terbentuk dari gas hidrogen dan juga gas helium sehingga sangat berbahaya dan sering timbul ledakan.

2. Planet
Anggota tata surya yang kedua yakni planet. Planet merupakan benda langit yang mempunyai orbit atau jalur untuk mengelilingi matahari dan juga melakukan rotasi. Umumnya bentuk orbit yang dipakai sebagai lintasan ketika mengelilingi matahari berupa oval. Terdapat delapan planet yang ada dalam tatanan sistem tata surya. Planet-planet tersebut antara lain mirip Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Beberapa planet dari planet-planet yang ada dalam tata surya mempunyai satelitnya masing-masing, tetapi, ada juga planet yang tidak mempunyai satelit. Contohnya Bumi mempunyai satelit bernama Bulan sementara planet Merkurius tidak memiliki satelit sama sekali.

Perputaran planet dalam mengelilingi matahari sering kali disebut dengan revolusi planet. Untuk usang waktu yang diharapkan dalam melaksanakan revolusi dari tiap planet berlawanan-beda. Semakin jauh jarak sebuah planet dengan matahari maka akan kian lama pula waktu yang diperlukan untuk berevolusi. Planet tidak hanya berputar mengelilingi matahari tetapi juga berputar dari pusat porosnya. Pergerakan tersebut sering disebut dengan rotasi. Untuk melakukan rotasi, periode yang diharapkan tiap planet juga berlainan-beda ada yang cepat dan ada yang lambat. Pada planet Bumi sendiri membutuhkan waktu 365,25 hari untuk berevolusi dan 24 jam untuk melaksanakan rotasi.

3. Satelit di Tata Surya
Satelit merupakan salah satu anggota tata surya yang kadang kala dilupakan. Padahal objek langit yang satu ini sama-sama melakukan rotasi dan juga melakukan revolusi. Memang benar, semua satelit akan bergerak untuk mengelilingi planet sekaligus melakukan perputaran untuk mengelilingi matahari. Saat bergerak untuk mengelilingi planetnya, satelit juga melaksanakan rotasi. Terdapat dua macam satelit yang ada di tata surya, adalah satelit alami dan satelit produksi. 

Beberapa satelit alami antara lain mirip Bulan yang merupakan satelit planet Bumi, satelit Demos dan Phobos yang merupakan satelit Mars, dan masih banyak satelit alami lain. Umumnya satelit-satelit tersebut dimiliki oleh planet yang masuk dalam klasifikasi planet luar kecuali planet Bumi dan planet Mars yang termasuk dalam planet dalam. Sedangkan satelit produksi ialah satelit yang dibentuk oleh insan dan diluncurkan biar memudahkan semua acara mirip untuk berkomunikasi. Beberapa contoh satelit buatan adalah seperti satelit palapa yang diluncurkan oleh negara Indonesia sebagai satelit komunikasi yang mempunyai fungsi selaku stasiun pemancar dari ruang angkasa.

Tata surya merupakan sebuah gugusan atau kumpulan benda langit yang mengelilingi sebuah bi #4 Anggota Tata Surya Dalam Galaksi Bima Sakti
Gambar Bulan Sebagai Satelit Bumi.

4. Asteroid
Asteroid ialah sebuah benda langit yang berbentuk belahan batuan kecil. biasanya, asteroid terletak pada lintasan orbit planet Mars dan planet Yupiter. Proses terbentuknya asteroid ternyata nyaris sama dengan proses terbentuknya planet terutama dari segi susunannya.

Selain keempat anggota tata surya tersebut masih ada satu anggota lagi yakni komet atau bintang berekor. Komet ialah objek langit yang memiliki ukuran kecil dan sering terlihat mirip bintang yang memiliki ekor. Dulunya terdapat planet pluto yang menjadi planet kesembilan dari tata surya. Namun, alasannya adalah laju planet ini tidak sesuai dengan jalur orbit maka planet ini dikecualikan sebagai planet dalam tata surya.
Sumber https://www.geologinesia.com/

Senin, 28 September 2020

Pusat Tata Surya Dan Benda Langit Lain Yang Mengelilinginya

Tata surya atau solar system terdiri dari banyak benda langit mirip planet, asteroid, meteorit, komet, bulan, dan yang lain. Pusat Tata Surya yakni matahari ialah suatu bintang pijar yang mengeluarkan cahaya dan panas. Ada beberapa planet besar yang masuk dalam metode ini dan bergerak sesuai dengan orbit. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tata surya dan sejarahnya, perhatikan ulasan berikut ini.

Teori Heliosentris

Heliosentris merupakan sebuah teori yang menetapkan matahari sebagai pusat tata surya. Planet-planet lain yang mengitari matahari bergerak pada orbit yang berupa mendekati elips. Selain planet , terdapat pula benda langit kecil yang mengitari planet tersebut yang disebut sebagai bulan.


Planet dengan bulan membentuk subsistem tersendiri yang tetap menjadi bab dari Pusat Tata Surya adalah matahari. Berbeda dengan planet, komet juga memiliki orbit dengan pusat matahari, namun sungguh lonjong atau elips.

Matahari dengan metode yang melingkupinya juga bab dari suatu supersistem besar yang disebut galaksi. Sebagaimana yang sudah dimengerti, matahari ialah bagian dari galaksi bimasakti. Ada beberapa bintang lain yang setara atau lebih besar dari matahari.

Karena jaraknya sangat jauh, Bintang tersebut tampak mirip titik kecil di langit dikala malam. Namun, jumlah mereka sungguh banyak sehingga terlihat seperti taburan temaram lampu dikala langit dalam keadaan cerah.

Pengetahuan perihal planet dan Pusat Tata Surya sudah banyak berganti sejak ribuan tahun lalu. Saat ini, ilmuwan memiliki tujuan untuk memperoleh planet dan bintang sampai jutaan tahun cahaya dari bumi. Selain itu, ada beberapa planet yang tidak lagi dimasukkan dalam kategori planet dan menjadi objek langit lain. Sebagai contoh, Pluto sudah tidak disebut sebagai planet sejak 2006.

Hasil penelitian menunjukkan inkonsistensi orbit pluto kepada Neptunus. Pluto dikelompokkan dalam planet kecil yakni benda langit mirip asteroid namun lebih besar dan hampir mirip planet dengan orbit yang sedikit berbeda.


Sejarah Heliosentris

Pembahasan tentang Pusat Tata Surya tidak akan melupakan bagaimana teori heliosentris terbentuk. Nicolaus Copernicus mengajukan teori bahwa bumi berputar mengelilingi matahari. Teori ini disangkal oleh banyak pihak sebab berlawanan dengan konsep bumi selaku sentra semuanya.

Peralatan dan teknologi pada era itu belum bisa menunjang teori tersebut. Penelitian dan pengamatan benda langit dan bintang masih memakai teleskop sederhana. Hal tersebut menyulitkan heliosentris untuk diterima oleh masyarakat luas.

Galileo berhasil membuat sebuah teleskop dengan kapasitas lebih besar alasannya adalah meningkatkan refraksi lensa. Teleskop ini sungguh membantu untuk menjelaskan teori heliosentris pada satu periode kemudian sesudah dicetuskan oleh Nicolaus Copernicus.

Matahari dan Gravitasi

Sistem tata surya berisikan delapan planet utama. Mereka adalah merkurius, venus, bumi, mars, Jupiter, saturnus, Uranus, dan neptunus. Merkurius adalah planet terdekat dan juga terkecil. Venus dan Bumi memiliki ukuran yang sama. Perbandingan venus dan Bumi sekitar 4:5 sedangkan Mars yaitu planet dengan ukuran lebih besar dari merkurius tetapi jauh dibawah ukuran Bumi.

Planet terbesar dalam metode tata surya ialah Jupiter lalu secara berturut dilanjutkan oleh Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Pluto tidak lagi menjadi bagian dari planet, meskipun berada pada tata surya.

Sabuk Asteriod juga mengitari Pusat Tata Surya yang berada diantara orbit Mars dan Jupiter. Asteroid mempunyai ukuran bermacam-macam dan condong memiliki pergeseran yang drastic kalau terkena energi dari luar. Asteroid berbeda dengan meteorit karena lebih besar dan seperti dengan bulan dan planet. Sabuk ini sangat penting untuk keseimbangan tata surya.

 terdiri dari banyak benda langit seperti planet Pusat Tata Surya dan Benda Langit Lain yang Mengelilinginya
Gambar sabuk asteroid dalam tata cara tata surya.

Bagaimana bumi dan planet lain berputar mengelilingi matahari? Setiap benda langit memiliki gaya gravitasi tersendiri. Gaya ini sama dengan gaya magnet cuma sumber dari gaya tersebut yakni planet tersebut. Ketika dua buah benda dengan gaya gravitasi saling berdekatan. Keduanya akan berusaha mendapatkan keadaan stabil atau konstan.

Oleh alasannya itu, planet berputar untuk mencari titik keseimbangan tersebut. Dengan berputar, tidak ada gaya luar yang mensugesti planet dan matahari sehingga Pusat Tata Surya mampu diumpamakan sebagai sebuah magnet besar dengan magnet-magnet kecil berada di sekitarnya.

Yang menawan yakni orbit atau lintasan dari planet yang berbentuk elips. Mengapa orbit tersebut bukan lingkaran? Sebuah bundar adalah kumpulan titik yang mempunyai jarak sama kepada suatu titik tertentu.

Kondisi orbit bulat akan tercapai jikalau planet berbentuk bundar atau bola sepenuhnya. Sebaliknya, planet mempunyai ukuran yang pejal bahkan tidak beraturan sehingga gaya gravitasi di setiap titik berlawanan.

Ketika mengelilingi matahari, bumi juga berputar pada porosnya serta bulan yang mengelilinginya. Oleh alasannya adalah itu, akan sangat susah untuk membentuk orbit bundar. Pada orbit elips, ada lintasan dimana jarak planet ke matahari sungguh erat dan juga jauh. Orbit dan pergerakan Pusat Tata Surya ialah objek dari teori Kepler.
Sumber https://www.geologinesia.com/

Jumat, 07 Februari 2020

Karakteristik Planet Jovian : Pemahaman, Ciri-Ciri Dan Contohnya

sentra tata surya kita adalah Matahari. Pusat tata surya kita ini dikelilingi oleh beberapa planet dan benda langit lainnya. Ada kurang lebih 8 planet yang selama ini dikenal pada metode tata surya kita. Masing-masing planet tersebut tentu mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda-beda pula. Seperti misalnya bumi yang merupakan satu-satunya planet yang ditinggali oleh makhluk hidup.

Nah, jumlah planet di tata surya kita (8 planet) ini kemudian diklasifikasikan berdasarkan kesamaan sifatnya yaitu terbagi atas Planet Terestrial dan Planet Jovian. Untuk pembelajaran kali ini kita akan lebih konsentrasi mengenal tentang Planet Jovian. Apa itu planet Jovian dan bagaimana karakteristiknya? Akan dibahas secara lengkap dalam pembahasan berikut ini.

Daftar isi


Pengertian Planet Jovian

Mungkin ada yang masih aneh dengan istilah atau penyebutan Planet Jovian. Pada dasarnya planet-planet yang ada di dalam tata surya dibagi menjadi 2 berdasarkan kategori fisiknya, salah satunya yakni golongan Planet Jovian ini. Planet Jovian juga diketahui sebagai raksasa gas, adalah kumpulan planet yang tersusun dari kumpulan gas dan tidak mempunyai sifat 'kebumian'.

Planet-planet yang tergolong ke dalam golongan Planet Jovian yakni planet-planet besar yang di dalamnya tidak terdiri atas benda padat seperti bebatuan. Tidak seperti planet-planet yang lain, selain itu permukaan planet ini tidak terang. Planet-planet ini tidak memiliki permukaan berupa padat yang mampu diinjak. Tidak pula mempunyai area permukaan, diameter, suhu permukaan, isi serta kepadatan permukaan ataupun lapisan terluar seperti planet lainnya.

Mungkin planet-planet ini memang mempunyai inti besi atau bebatuan, namun hingga ketika ini yang dimengerti bahwa planet-planet raksasa gas ini mempunyai massa inti berbentuk gas ataupun gas ruang terkompresi. Tak cuma itu saja, planet-planet yang tergolong dalam golongan Planet Jovian ini juga memiliki tekanan yang sungguh besar, sehingga apapun yang masuk ke dalamnya akan hancur seketika.

Ciri-Ciri Planet Jovian

Planet Jovian yang terdiri dari beberapa planet memang mempunyai karakteristik berlainan-beda. Namun, karena dikelompokkan ke dalam satu golongan, maka kalangan planet ini mempunyai kesamaan sifat. Nah, berikut ini ialah sifat-sifat yang juga selaku ciri-ciri Planet Jovian secara biasa , adalah:

1. Ukurannya Sangat Besar
Jika daripada planet-planet kebumian, planet-planet yang masuk dalam golongan Planet Jovian ini memang memiliki ukuran yang relatif besar. Sebutan lain dari golongan planet ini adalah Keluarga Jupiter alasannya ukurannya yang juga sama-sama besar.


2. Tidak Ada Daratan dan Lautan
Sesuai dengan namanya, di planet ini juga tidak didapatkan adanya daratan ataupun lautan di permukaannya. Keseluruhan permukaan planet hanya ditutupi oleh gas. Tak hanya itu, planet-planet Jovian juga memiliki atmosfer yang tebal. Inilah mengapa disebut sebagai raksasa gas.

3. Semuanya Memiliki Cincin
Jika diamati dengan seksama, keseluruhan planet-planet yang termasuk dalam Planet Jovian ini memiliki cincin. Namun, memang yang mampu dilihat dari bumi hanyalah cincin dari Planet Saturnus. Hal tersebut alasannya adalah lokasi Saturnus yang relatif bersahabat dengan bumi dan diameter cincinnya yang sangat besar hingga mencapai 350x lebih dari panjang Pulau Jawa.

Contoh Planet yang Termasuk Planet Jovian

Nah, sehabis mengenali karakteristik atau ciri Planet Jovian secara lazim, selanjutnya yaitu mempelajari planet apa saja yang masuk dalam klasifikasi planet ini. Ada 4 planet yang masuk dalam kalangan Planet Jovian ini, ialah:

1. Jupiter
Planet Jupiter ialah planet dengan urutan kelima dari matahari serta berskala cukup besar. Termasuk benda langit yang terperinci, sehabis matahari, Bulan serta bintang. Jupiter ini masuk menjadi anggota Planet Jovian sebab Jupiter tidak mempunyai permukaan yang padat. Bagian inti planet ini hanya berbentukbola gas berskala besar. Jupiter hanya terdiri atas helium dan hidrogen alasannya adalah rendahnya kepadatan planet ini. Lihat pembahasan sebelumnya (lebih lengkap) tentang Ciri Planet Jupiter ini.

2. Saturnus
Planet selanjutnya yang termasuk Planet Jovian yaitu Saturnus, yang ialah planet paling besar kedua dan ialah planet dengan urutan keenam dari matahari. Uranus ini dilingkari oleh cincin yang ditandai dari arah dalam menuju luar dengan alfabet tertentu, ialah DCBAFG dan E. Hingga saat ini, jumlah cincinnya telah mencapai 1000 buah yang mengitari planet.

Jika dilihat dari bumi, Saturnus ini berwarna kuning bersinar. Tanda-tanda atmosfer di Saturnus berbentukpita-pita alur dengan warna pucat putih yang sejajar equator. Inti dari Saturnus inu terdiri atas batuan dengan temperatur 15.000°C.

Sementara itu, atmosfernya terdiri atas 88% hidrogen, 11% Helium dan sisanya Metana, Amoniak, serta gas lainnya. Permukaan planet ini lazimnya memperlihatkan gulungan awan dan pusaran kabut jauh yang tebal. Kabut ini juga memberikan suhu yang lebih rendah. Lihat pula bahasan sebelumnya yang lebih lengkap perihal Ciri Planet Saturnus.

3. Uranus
Uranus memiliki karakteristik berupa inti batuan serta lautan gas yang bercampur mineral pada bab intinya. Planet Uranus ini mempunyai cincin sejumlah 10 serta 21 buah satelit, sehingga Uranus juga termasuk selaku Planet Jovian.

Namun, Uranus sedikit berlawanan karena memiliki ukuran yang lebih kecil, serta komposisi kimia penyusunnya juga berlainan. Jika Saturnus dan Uranus banyak mengandung H dan He, maka Uranus banyak menangkap molekul air.

Massa jenis air lebih berat ketimbang H maupun He. Hal inilah yang membuat planet ini jadi lebih kompak. Jika daripada massa Uranus yang saat ini dikenali, lalu mengganti air menjadi H dan He, maka mampu dipastikan ukuran Uranus bahkan lebih besar dari Jupiter dan lebih renggang pula.

Suhu lautan air yang ada di planet ini bisa meraih 6.650°C. Jika daripada bumi, air mendidih pada suhu 100°C. Namun alasannya adalah di Uranus tekanannya lebih besar 5 juta kali lipatnya maka memungkinkan air tetap mencair dan molekulnya terpecah menjadi uap.

Atmosfer Uranus terdiri dari He, H dan sedikit metana. Planet ini juga berbeda dengan planet Jovian lainnya sebab memancarkan panas yang berasal dari dalam sentra planet. Pusat planet ini diperkirakan berbentukinti batuan yang ukurannya lebih kecil dari inti bumi.

4. Neptunus
Planet terakhir yang berada dalam kalangan Planet Jovian ialah Neptunus. Pusat dari planet diperkirakan berbentukinti batuan dengan besar nyaris sama dengan bumi dan terdiri atas silikon dan besi.

Sementara itu, atmosfer Neptunus terdiri atas gas He dan H serta 3% amoniak dan metana. Atmosfer Neptunus ini memancarkan cahaya berwarna biru. Hal ini alasannya Metana yang berada di atmosfer menyerap gelombang jingga dan merah tetapi tetap menghamburkan cahaya biru.

Tahun 1988 ditemukan molekul Metil yang bereaksi dengan sesama sehingga menjadi Etana. Metil ini menunjukkan bahwa di dalam planet ini terdapat kandungan Metana yang diubah menjadi Metil oleh matahari.

Penemuan tersebut memberikan bahwa di Planet Neptunus terdapat sumber daya alam yang sungguh melimpah yang bisa dimanfaatkan untuk materi bakar dari pesawat penjelajah luar angkasa nantinya.

Dibawah ini ialah tabel ringkasan 4 planet yang masuk dalam Planet Jovian disertai karakteristiknya:
Contoh Planet JovianKarakteristik Planet
Jupiter Berukuran paling besar, bab inti ialah helium dan hidrogen
Saturnus Planet terbesar kedua, mempunyai cincin yang tampakdari bumi, atmosfernya berupa hidrogen, helium, metana
Uranus Memiliki 10 cincin dan 21 satelit, ukuran lebih kecil, komposisi khususnya uap air, pancaran panas tinggi dari dalam planet
Neptunus Inti planet berupa besi dan silikon, komposisi atmosfer He, H, amoniak dan metana, memancarkan cahaya biru, banyak gas Metana

Demikian tadi penjelasan wacana Planet Jovian secara lengkap, mulai dari karakteristik planet secara lazim, teladan planet-planet yang tergolong ke dalam kelompok Planet Jovian, serta ciri-ciri dari planet Jovian tersebut. Semoga dengan klarifikasi ini bisa menambah pengetahuan tentang Planet Gas Raksasa ini.

Sumber https://www.geologinesia.com/

Kamis, 06 Februari 2020

Karakteristik Planet Terestrial : Pengertian, Ciri-Ciri Dan Misalnya

karakteristik dan ciri planet terestrial Karakteristik Planet Terestrial : Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya
Planet Terestrial - Sistem tata surya kita terdiri atas tata cara yang rumit dengan banyak sekali benda-benda luar angkasa yang ada di dalamnya. Yang paling kerap dipelajari yaitu tentang planet dan orbitnya. Seperti yang sudah biasa diketahui, planet-planet dalam susunan tata surya berputar terhadap rotasinya mengelilingi matahari selaku pusat dari tata surya tersebut.

Total ada 8 jumlah planet di tata surya kita yang mempunyai karakteristik berlainan. Termasuk di dalamnya ialah Planet bumi yang menjadi tempat tinggal bagi makhluk hidup. Namun disamping itu, Anda juga mesti tahu bahwa ada kalangan planet yang disebut selaku Planet Terestrial. Apa itu Planet Terestrial dan apa saja planet yang termasuk di dalamnya? Berikut akan dijelaskan secara lengkap.


Berdasarkan sifat fisiknya, planet-planet yang ada di dalam tata surya dikelompokkan menjadi dua yakni Planet Terestrial dan Planet Jovian. Nah, kali ini akan dibahas secara lengkap tentang planet Terestrial ini.

Pengertian Planet Terestrial

Planet Terestrial ialah kelompok planet yang mempunyai sifat 'Kebumian', baik dalam hal ukuran, massa jenis, massa hingga komposisi penyusunnya. Tidak seperti Planet Jovian yang tidak terperinci bentuk permukaannya, planet-planet yang tergolong Planet Terestrial ini mempunyai bentuk permukaan yang padat. Jika dilihat dari komposisi dan ukuran materi penyusunnya, Planet Terestrial ini planet yang memiliki komposisi penyusun batuan serta ukuran yang ibarat bumi.

Kata Terestrial diambil dari kata Terra dalam Bahasa Yunani yang bisa juga diartikan selaku mirip bumi. Hal ini alasannya memang secara sifat fisik, planet-planet yang tergolong dalam golongan Planet Terestrial ini memiliki kesamaan dengan bumi.

Ciri-Ciri Planet Terestrial

Meskipun setiap planet mempunyai ciri-ciri yang berlawanan, tetapi planet-planet ini mempunyai kesamaan ciri-ciri tertentu yang membuatnya dikelompokkan dalam kategori Terestrial. Berikut adalah ciri-ciri Planet Terestrial secara biasa , yakni:

1. Ukurannya Relatif Kecil
Secara umum, karakteristik pertama yang membedakan antara planet Terestrial dengan kalangan Planet Jovian adalah dari segi ukuran. Mayoritas Planet Terestrial berskala relatif kecil yang berlawanan dengan Planet Jovian yang ukurannya relatif lebih besar.


2. Atmosfernya Tipis
Karakter terakhir dari planet yang termasuk dalam kelompok Terestrial adalah dari segi atmosfernya. Planet Terestrial mempunyai lapisan atmosfer yang relatif tipis. Tak hanya itu saja, bila dilihat dari segi jarak, planet-planet yang tergolong Terestrial juga mempunyai jarak yang relatif dekat dengan sentra tata surya kita ialah matahari.

3. Penyusun Permukaannya merupakan Batuan
Ciri kedua Planet Terestrial ialah unsur penyusunnya. Planet-Planet yang termasuk sebagai Planet Terestrial ini permukaannya tersusun atas bebatuan sehingga memiliki permukaan yang cenderung padat.

Contoh Planet yang Termasuk Planet Terestrial

Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan di atas, Planet Terestrial berisikan 4 planet. 4 planet yang tergabung dalam kelompok Planet Terestrial itu antara lain selaku berikut:

1. Merkurius
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yang dimaksud Planet Terestrial ialah planet yang sifat fisiknya nyaris sama dengan bumi. Planet pertama yang mempunyai karakteristik tersebut ialah Planet Merkurius. Planet Merkurius mempunyai permukaan yang dipenuhi oleh batuan yang berwarna gelap berpori dan bertekstur bernafsu.

Permukaannya ini memperlihatkan lapisan yang mirip bulan, ialah terdapat banyak kawah di atasnya. Suhu permukaannya yaitu 430° pada sisi yang menghadap matahari. Sedangkan sisi yang membelakangi matahari atau sisi malam mempunyai suhu -180°C.

Studi memperlihatkan bahwa Planet Merkurius ini memiliki atmosfer yang sungguh tipis, bahkan lebih tipis bila ketimbang atmosfer Planet Mars. Sementara itu, gravitasi permukaan Merkurius 1/3 gravitasi bumi.

Atmosfernya ini terdiri dari atom-atom berat mirip Gas Natrium dan Potassium. Dalam metode tata surya, nyaris tidak ada planet yang memiliki atmosfer sangat tipis selain Merkurius ini.

2. Venus
Planet kedua yang menjadi bagian dari Planet Terestrial adalah Venus. Planet ini menempati urutan kedua dari matahari dan ialah benda langit paling jelas setelah matahari dan bulan.

Planet Venus juga disebut selaku Bintang Fajar ketika matahari terbit dan Bintang senja dikala matahari karam. Karena kedudukannya dengan bumi dan matahari membuat planet ini cuma nampak 3 jam sebelum matahari terbit serta 3 jam sesudah matahari tenggelam.

Planet ini kerap disamakan dengan bumi sebab aspek fisikanya yang serupa. Namun, bahwasanya sangat jauh berbeda. Di Venus tidak ada lautan dengan atmosfer yang sungguh tebal dan terdiri atas karbondioksida.

Selain itu, atmosfernya juga tidak memiliki uap air. Suhunya pun sungguh tinggi akibat imbas rumah beling dari gas CO² yang tidak berhenti. Suhunya mampu mencapai 482°C. Permukaan planet ini menawarkan keganjilan secara fisik. Hal ini sebab pada planet ini didapatkan bukit-bukit bergelombang, dataran tinggi dan pegunungan.

3. Bumi
Planet ketiga dari golongan Planet Terestrial ialah Bumi. Bumi dikala ini menjadi satu-satunya planet yang dihuni oleh makhluk hidup. Di dalamnya terdapat lapisan biosfer yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup. Bagian terluar dari planet ini disebut dengan Litosfer. Litosfer ini memiliki karakteristik berbatu yang juga disebut selaku kulit bumi.

Litosfer terbagi menjadi beberapa lempeng atau lapisan yang kaku. Lempeng itu terdiri dari lempeng tektonik Benua dan samudra. Lempeng ini bisa bergerak di seluruh bagian permukaannya. Permukaan bumi tersusun dari 70% air dan sisanya adalah daratan. Luas permukaan air ini bisa semakin meluas akibat insiden melelehnya es di kutub.

4. Mars
Planet terakhir yang menjadi bagian dari Planet Terestrial yakni Mars. Planet ini merupakan planet keempat yang ada di dalam susunan tata surya. Mars identik dengan warna merah sebab adanya permukaan regolith limonit.

Regolit sendiri merupakan sisa batuan yang hancur menjadi pasir dan mengandung senyawa silikat besi bernama limonit. Mars memiliki dua buah satelit berjulukan Phobos dan Deimos. Keduanya merupakan batuan berskala kecil berwarna gelap yang dipenuhi kawah.

Bagian inti mars berskala sungguh besar dengan inti pusat yang padat. Berdasarkan data pengukuran gravitasi, bagian dalam dari Planet Mars ini berbentukkerak, dengan selubung mantel magma dan inti yang menyerupai inti bumi.

Musim di Mars mampu dibilang sama dengan trend Bumi tetapi dengan durasi yang tidak sama akhir bentuk orbit Mars yang lonjong. NASA memasang teleskop Hubble untuk mengungkapkan persepsi atas Mars dari Bumi. Teleskop ini digunakan untuk meneliti cuaca planet dan susunan permukaannya.

Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan hasil jika Planet Mars lazimnya akan bersifat lebih jernih dan lebih dingin jikalau dalam kondisi jauh dari matahari. Namun saat telah mendekat dengan matahari, maka akan berkembang menjadi sangat panas dan Berdebu. Lihat pembahasan sebelumnya yang lebih lengkap tentang Ciri Ciri Planet Mars.

Dari penjelasan di atas, ringkasan karakteristik Planet-Planet Terestrial mampu dilihat pada tabel sebagai berikut:
Contoh Planet TerestrialKarakteristik Planet
Merkurius Permukaan terdiri dari batuan gelap, berpori-garang, atmosfernya tipis, gravitasinya 1/3 gravitasi bumi.
Venus Disebut bintang fajar dan senja, nampak 3 jam menjelang matahari terbenam dan terbit, suhu sangat tinggi.
Bumi Ideal untuk daerah tinggal makhluk hidup, permukaan bumi 70% tertutup air.
Mars Dikenal dengan planet merah, mempunyai 2 satelit yaitu Phobos dan Deimos.

Demikian tadi penjelasan lengkap perihal Planet Terestrial. Planet Terestrial yang dikelompokkan berdasarkan sifat fisik yang mirip bumi ini ialah kelompok planet yang berlawanan dengan Planet Jovian. Dengan penjelasan ini agar bisa meningkatkan wawasan Anda ihwal tata cara tata surya dan planet-planet di dalamnya.

Sumber https://www.geologinesia.com/