Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, dikutip dari sebuah artikel di situs kemenperin.go.id bertanggal 23 November 2018, mengatakan rasio wirausaha di Indonesia masih sekitar 3,1% dari total populasi penduduk Indonesia.
Dibandingkan dengan negara tetangga mirip Malaysia yang berada di level 5%, bahkan Singapura mencapai angka 7%. maka Indonesia masih butuh aneka macam wirausaha atau pemilik bisnis baru untuk mencapai tingkat perekonomian yang maksimal. Sebuah tantangan namun menjadi sebuah angin segar, bahwa masih banyak potensi untuk berhasil selaku pemilik bisnis baru sebab jumlah wirausaha saat ini masih belum maksimal.
Saat ini gosip yang sedang hangat dan membuat banyak orang 'kepo' ialah dunia, khususnya Indonesia memasuki masa New Normal. Apa saja yang berganti? Hal-hal baru apa saja yang mau berlaku? Apa saja yang mau menjadi animo? Itu sebagian dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul sehubungan dengan masa New Normal.
Saya menyaksikan bahu-membahu ini ialah percepatan dari pertumbuhan dunia yang dimulai dari kala milenial. Suka atau tidak, insan diarahkan untuk bersikap physical distancing dan perubahan yaitu satu-satunya ketetapan yang tidak berganti, tinggal bagaimana kita merespon dan dimana kita berada di era-abad yang penuh fleksibilitas ini?
Disini aku mencoba membuat planning bisnis menurut pengetahuan dan pengalaman saya, ditambah dengan pengamatan yang aku lakukan selama bertahun-tahun akhir-akhir ini. Artikel ini aku tulis sehabis aku melihat iklan Blog Competition saat aku sedang membuka situs Hosting murah Indonesia yang menjadi partner terpercaya aku selama ini.
Masalah yang dihadapi Pasar
Sebuah bisnis dapat tercipta dari banyak sekali sebab, latar belakang bahkan hobby pemilik bisnis. Tetapi aku menyaksikan bahwa bisnis yang hendak bertumbuh yakni bisnis yang memberi solusi dari sebuah problem. Saya banyak diberkati dari dongeng berdirinya Alibaba. Sebuah bisnis yang sebelum menjadi besar mirip sekarang, sudah lebih dahulu dan terus menjadi penyelesaian dari problem yang dimiliki oleh industri di China. Kisah lengkapnya, silahkan Anda baca dari berbagai sumber perihal Alibaba.
Mencoba berpilar sama dengan Alibaba, aku menemukan urusan yang hendak saya jadikan landasan dalam membangun bisnis. Permasalahan yang aku maksud yakni: sulitnya bisnis lokal memasarkan produk atau jasanya terhadap pembeli di sekitar, atau bagaimana bisnis lokal memperbesar omzet dari pelanggan di sekeliling , khususnya pada masa pandemi seperti sekarang ini.
Mungkin anda gundah maksud dari permasalahan yang aku angkat ini apa? Bukankah bisnis lokal memang menyasar pelanggan di sekeliling (lokal)? Saya akan coba menunjukan kepada anda dengan modus yang umum oleh saya dan banyak dari kita alami atau lakukan.
Suatu hari saya membutuhkan raket nyamuk. Karena sudah sudah biasa untuk mencari berbagai produk via aplikasi di handphone, segeralah aku mencari di aplikasi La**** yang aplikasinya ada di handphone saya. Keluar hasil-hasil penelusuran sesuai dengan kata kunci yang saya ketikkan, lengkap dengan foto, harga, rating dan lokasi toko. Akhirnya aku menentukan salah satunya setelah membandingkan dan mempertimbangkan dari faktor harga, ulasan pembeli sebelumnya dan lokasi menyangkut ongkos kirim (lokasi di Kota Jakarta Timur).
Sebuah peristiwa yang sangat biasa terjadi pada siapapun, kapanpun dan untuk apapun. Yang menjadi titik perhatian saya ialah, mengapa aku harus menunggu barang pesanan itu tiba di rumah saya selama 2-3 hari (kalau tanpa biaya kirim) kalau saya bisa menerimanya dalam 15 menit.
Karena Teknologi Informasi telah sedemikian mutakhir, sehingga yang jauh menjadi bersahabat, yang tidak terlihat menjadi terlihat , namun juga yang bersahabat jadi terasa jauh bahkan tidak tampak.
Padahal, kurang dari 1 Km dari rumah aku, ada toko elektronik dan perlengkapan rumah tangga yang menjual raket nyamuk dengan kualitas dan harga yang tidak jauh. Yang pasti mampu aku dapatkan produk yang aku mau itu dalam waktu 15 menit.
Bagaimana jika lain kali kita sedang ingin makan ketoprak, contohnya, atau baso, atau nasi goreng? Haruskah kita mencari di layanan antar masakan yang sedang hits seperti Go*** atau Gr** Food? Padahal kita tahu harga jualnya di aplikasi seringkali lebih mahal.
Permasalahan-permasalahan yang sebaiknya mampu tertuntaskan dengan cara mencari di direktori setempat (bila ada) atau dengan menyimpan nomor WA dari langganan-langganan kita di sekeliling . Tetapi apa semua orang seperti kita? Atau, apakah semua yang kita butuhkan ada di direktori handphone kita?
Solusi yang disediakan
Mencoba menjadi solusi dari persoalan-problem di atas, yakni Digitalisasi Marketplace Lokal Per Kecamatan. Solusi ini akan berisi aneka macam produk barang dan jasa yang dijual dari lokasi kecamatan yang sama, termasuk banyak sekali penawaran khusus, gosip-isu yang penting untuk warga kecamatan lokal, peta wilayah yang detail berikut lokasi-lokasi komersial dan lain sebagainya. Saya akan membuka ruang kerja sama warga seluas-luasnya untuk mengakibatkan bisnis ini kuat tertanam di masyarakat setempat.
Bisnis yang hendak aku bangun menawarkan website, aplikasi yang dibutuhkan (dengan berbagai penawaran spesial yang mau aku adakan dan mem-beli Hosting yang tepat) menjadi aplikasi yang wajib terpasang di setiap handphone warga kecamatan setempat. Dan mirip Alibaba, aku berharap bisnis ini akan membantu para pelaku usaha menjual produknya terhadap konsumen di sekitar. Selain itu menolong warga menerima produk dari vendor-vendor di lingkungan sendiri, secara eksklusif juga memberi keselamatan dan kenyamanan bagi kedua pihak, pedagang dan pembeli.
Manfaat pribadi dari bisnis ini selain optimalisasi pemenuhan kebutuhan dan pasar yang ada di sekeliling , juga akan meminimalkan besaran ongkos kirim, tetapi tidak menihilkan. Di bisnis ini juga akan membuka potensi bagi warga di sekeliling menjadi kurir walaupun secara paruh waktu, dengan ketentuan harga ongkos kirim akan ditekan seminim mungkin.
Ada pula gosip perihal aktivitas-acara yang bersifat lokal, kontak-kontak untuk berbagai kebutuhan kewargaan, forum tanya jawab, lowongan pekerjaan, iklan-iklan properti setempat, dan terus akan ditingkatkan kontennya biar menjadi kian berguna bagi warga.
Ada pula gosip perihal aktivitas-acara yang bersifat lokal, kontak-kontak untuk berbagai kebutuhan kewargaan, forum tanya jawab, lowongan pekerjaan, iklan-iklan properti setempat, dan terus akan ditingkatkan kontennya biar menjadi kian berguna bagi warga.
Riset Database
Untuk memulai bisnis ini aku harus memetakan daerah. Komunikasi secara langsung kepada pelaku usaha lokal harus dimulai dari permulaan, database sangat penting selain juga hubungan dengan pelaku usaha, alasannya dari sini pun mampu muncul usaha tambahan.
Pemetaan warga juga tidak kalah penting, pengamatan, survey akan saya adakan untuk mempelajari sikap konsumerisme ataupun keseharian warga, seperti waktu-waktu dan pusat-sentra hiruk pikuk, perekonomian dan sumber ekonomi warga, dan lain sebagainya.
Pemetaan ini menghasilkan database yang mau aku manfaatkan salah satunya dalam membangun situs web dan aplikasi, berafiliasi dengan Masterweb yang ialah Hosting bisnis terbaik. Peningkatan database dengan penyebaran spanduk di beberapa titik, guna menjaring pelaku bisnis rumahan yang tidak terlihat eksklusif, akan terus dilakukan, selain pembinaan-training dan verifikasi usaha-perjuangan.
Saya juga memasukkan pelaku-pelaku perjuangan kaki lima, gerobak atau perjuangan-usaha yang beroperasi cuma di sore hingga malam hari, sebagai bagian dari database yang saya susun.
Selain itu bagian-komponen lain yang juga akan dilibatkan, mirip tukang ojek, tukang parkir tidak resmi dan lainnya, akan ada database tersendiri untuk diarahkan selaku kurir-kurir.
Ada beberapa lagi yang menjadi data-data pemanis untuk dimasukkan di dalam database demi menunjang operasional bisnis saya nantinya selain bahwa faktanya setiap wilayah memiliki kekhasannya tersendiri.
Kompetitor
Saya juga menyadari akan adanya kompetitor baik yang telah ada maupun yang nanti akan muncul seiring berkembangnya bisnis ini.
Untuk kompetitor utama, mungkin dikala ini belum ada sebab saya melihat kekhasan bisnis ini belum ada yang sama sebelumnya. Untuk itu saya mempersiapkan beberapa wangsit untuk pengembangan bisnis ini nantinya biar tidak dibenamkan oleh kompetitor utama yang akan muncul dan sangat kasar sebab alokasi dana dan SDM yang besar.
Selain kompetitor utama, saya menyaksikan beberapa bisnis mampu diklasifikasikan sebagai kompetitor Sekunder dan Tersier. Beberapa perusahaan eCommerce mirip Toko*****, La****, See***, GO***, GR** memberikan jasa yang nyaris serupa, tetapi ceruk yang mereka tinggalkanlah yang menjadi konsentrasi dari bisnis yang akan saya berdiri. Ceruk itu yakni Local (setempat).
Ecommerce mirip La****, Toko*****, Bukal**** menghasilkan transaksi-transaksi antar kawasan dan mampu saja mereka membuat opsi setempat, namun akan sungguh sukar berfokus di sebuah kawasan tanpa meninggalkan core business-nya mirip yang aku akan siapkan.
Di sisi yang lain, aku mampu memanfaatkan eksistensi perusahaan-perusahaan tersebut dalam aneka macam hal, mirip koordinasi ataupun mempelajari materi-materi promo yang mereka lakukan untuk dapat diterapkan di bisnis saya atau selaku ajuan kepada rekanan pemilik usaha setempat nantinya.
Perusahaan layanan antar produk atau kuliner juga menjadi kompetitor sekunder saya tentunya, namun sama dengan di atas, saya memanfaatkan ceruk yang mereka tinggalkan. Memang mereka menyediakan opsi layanan sekitar, tetapi akan sangat sukar bagi mereka mengikuti detail yang hendak menjadi keunggulan bisnis saya.
Model Bisnis dan Target Pasar
Model bisnis dan target pasar aku sudah terang diuraikan di paragraf-paragraf sebelumnya. Seperti beberapa ecommerce yang telah akrab di mata dan telinga (bahkan jari) masyarakat luas, yaitu model bisnis Marketplace. Tetapi perhiasan kata “Local” selaku pembeda dan sekaligus menjadi kekuatan yang mau aku ‘eksploitasi’.
Target pasar jelas menunjuk pada masyarakat pelaku bisnis dan konsumen setempat, meskipun ada peluang dapat dimanfaatkan oleh mereka yang tidak tinggal atau buka usaha di lokasi target. Website dan aplikasi akan menawarkan ruang untuk mengakomodir pemasangan iklan produk-produk konsumsi dan lainnya.
Di barometer lain, aku mempunyai target ialah aplikasi bisnis aku ini terpasang di 80% handphone masyarakat di wilayah yang menjadi sasaran, dan atau url dari domain (singkat dan gampang diingat) tertanam di bookmark atau autofill di bilah alamat pada browser di computer atau handphone mereka.
Monetisasi
Bagaimana eCommerce seperti tokop**** atau Go*** mendapat penghasilan? Demikian juga salah satu cara bisnis ini akan menerima penghasilan. Periklanan walaupun tidak mempunyai takaran besar, akan menjadi juga sumber penghasilan.
Pengembangan terus dikerjakan selain dari sisi produk juga dalam hal monetisasi. Bahkan untuk jangka panjang bisnis ini tidak akan kekurangan daerah atau bidang dalam berekspansi.
Saya percaya bahwa bisnis ini akan berlangsung dan meningkat , alasannya adalah selain menjadi solusi, kemajuan jaman dan pola hidup penduduk terutama di kala New Normal yang akan kita masuki memerlukan bisnis ini.
Apa yang aku butuhkan adalah team dan partner perjuangan yang tepat untuk bersinergi dan sama percayanya dengan aku akan kurun depan bisnis ini.
Saya percaya bahwa bisnis ini akan berlangsung dan meningkat , alasannya adalah selain menjadi solusi, kemajuan jaman dan pola hidup penduduk terutama di kala New Normal yang akan kita masuki memerlukan bisnis ini.
Apa yang aku butuhkan adalah team dan partner perjuangan yang tepat untuk bersinergi dan sama percayanya dengan aku akan kurun depan bisnis ini.
Sumber https://tipsofden.blogspot.com
EmoticonEmoticon