Senin, 10 Agustus 2020

Harga Watu Akik Merosot Tajam, Semula Beli Rp 10 Juta Dijual Rp 200 Ribu Saja

Berita di harga watu akik yang kian terpuruk kelihatannya telah diprediksi sementara waktu kemudian sebelumnya. Karena emang mirip dikala barang tertentu tiba-tiba harganya fantastis memang lazimnya yakni pasar semu. Simak ini beritanya.

Pamor watu akik yang dahulu melonjak naik sekarang tak lagi mirip dulu. Bahkan, sejumlah pedagang, yang dulunya sempat meraup rezeki dalam perjuangan perdagangan watu, sekarang mulai beralih ke perjuangan lain yang lebih prospektif.

Zainal, salah seorang pedagang watu akik di tempat Cinde, Palembang, menyampaikan, pamor batu akik tak lagi seksi sejak Ramadhan lalu.

"Penurunan sih sudah terlihat dari akhir Ramadhan hingga sekarang. Malah, banyak yang jual kerikil akik mereka ketimbang membeli," ungkapnya, Rabu (9/9/2015).

Zainal mengatakan, hal tersebut mungkin terjadi karena telah banyak orang yang memilikinya.

Selain itu, watu akik menjadi turun pamor karena adanya perbedaan harga yang sangat jauh antara batu yang termasuk batu mulia dan kerikil-watu yang tergolong watu biasa.

"Contohnya jenis kerikil bacan dan pancawarna yang harganya ratusan kali lipat dari watu lainnya."

"Faktor lain adalah nilai jual yang bisa turun sampai 50 persen, bahkan lebih dari harga belinya," ungkapnya.

Amin, contohnya, dijumpai ketika tengah menjual kerikil akik jenis bacan miliknya di Toko Melati milik Ifan di tempat Pasar Cinde.

"Harga jualnya sangat jauh merosot. Saya belinya nyaris Rp 10 juta, eh pas dijual, dibeli penjualRp 200.000 doang," ungkapnya.

Amin menambahkan, harga batu akik yang mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah itu sekarang telah tidak begitu bermakna.

"Karakter masyararakat kita ini sepertinya musiman, tergolong aku, dulu terpesona beli bacan alasannya ikut-ikutan fenomena kerikil akik."

"Namun, dikala telah mulai redup, yah saya mulai jual lagi," ujar Amin yang melakukan pekerjaan di salah satu instansi di Kota Palembang.

Menurunnya pamor batu akik tersebut juga dibenarkan Ifan, pemilik toko embel-embel Melati.

"Sudah dua bulan ini, banyak yang jual. Kalau yang cari, cuma segelintir orang. Rata-rata mereka banyak bilang percuma beli batu akik."

"Harga belinya mahal, namun ketika dijual merosot sekali. Masih mending beli emas saja," ungkapnya.

Ifan menyampaikan, kebanyakan yang masih mencari watu akik hanyalah pengumpul . Mereka ialah orang-orang yang memang suka kerikil akik, bukan alasannya argumentasi ikut-ikutan fenomena batu akik.

"Walau sepi yang beli, masih ada yang tetap setia dengan kerikil akik. Ada juga yang ganti versi gagang cincinnya saja," ungkapnya.

Sumber https://ghost-ships.blogspot.com


EmoticonEmoticon