Jumat, 11 September 2020

Gold, Glory, Gospel: 3G Semboyan Kolonialisme Eropa


Gold, Glory, dan Gospel atau kerap disebut juga sebagai Gold, Glory, and God yaitu semboyan yang mendasari acara eksplorasi, eksploitasi, dan pada karenanya kolonialisme serta imperialisme yang dilakukan bangsa Eropa pada tahun 1400 sampai 1750an.





Jika kita lihat kebelakang, hampir semua kegiatan kolonialisme tersebut mengacu pada ketika tujuan yang ada pada semboyan ini. Untuk menerima kekayaan, untuk mengembangkan agama kristen katolik, dan untuk mendapatkan ketenaran dan kejayaan dari menemukan tanah-tanah jajahan gres.





Indonesia sendiri, merupakan salah satu sasaran dari kolonialisme bangsa Eropa ini. Indonesia pernah dijajah oleh beberapa negara yang antara lain yakni Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris. Umumnya, motif negara-negara tersebut untuk menguasai Indonesia ialah sebab gold yang mana Indonesia memiliki aneka macam rempah-rempah.





Pada saat itu, rempah ialah komoditas dengan harga jual yang sangatlah mahal di Eropa. Selain alasannya adalah perdagangannya dikontrol oleh kesultanan Turki Utsmani dan pada pedagang dari Venesia, belum ada jalur pribadi yang mampu digunakan untuk mengirimkan rempah. Semuanya mesti melalui India, Arab, dan Konstantinopel apalagi dahulu sebelum dijual secara bebas di Venesia, Genoa, ataupun Sevilla.





Oleh karena itu, bangsa Eropa berlomba-lomba untuk mendapatkan jalur jual beli alternatif supaya mereka mampu mendapatkan laba sebesar-besarnya. Dengan adanya semangat eksplorasi ini, perlahan-lahan timbul lah semboyan gold, glory, dan gospel yang kelak akan menjadi ruh dari kegiatan kolonialisme bangsa Eropa.






Sejarah dari Gold Glory Gospel





Momen dimana Christopher Columbus menemukan benua Amerika merupakan salah satu peristiwa penting dalam era kolonialisme
Momen dimana Christopher Columbus memperoleh benua Amerika merupakan salah satu kejadian penting dalam abad kolonialisme




Tahun 1400-1700an ialah masa dimana aktivitas kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa sedang aktif-aktifnya. Mereka melaksanakan perluasan besar besaran untuk menguasai kawasan baru baik di benua Amerika maupun di Asia dan Afrika.





Semangat kolonialisme ini umumnya dapat disarikan menjadi 3 kata yaitu gold, glory, dan gospel. Hampir semua kegiatan kolonialisme memiliki tujuan selesai salah satu atau bahkan semua dari 3 kata tersebut.





Pelopor dari kurun kolonialisme ini salah satunya yaitu Spanyol dan Portugis. Kedua negara ini memiliki banyak kelebihan yang menjadikan mereka mampu mendominasi lautan dan perdagangan di seluruh dunia. Mereka ialah pionir yang mendorong negara-negara Eropa lain untuk mulai melakukan kolonialisme secara besar besaran, mengikuti kedua negara ini.





Pada awalnya, semangat eksplorasi kedua negara ini didasari oleh jatuhnya kota Konstantinopel kepada kesultanan Turki Utsmani. Dengan dikuasainya Konstantinopel yang ialah gerbang perdagangan antara Eropa dengan Asia, maka harus dicari jalur perdagangan lain.





Terlebih lagi, ada persaingan antara pemerintahan kedua negara tersebut dengan negara venesia dan genoa yang memonopoli jual beli di maritim mediterania. Oleh karena itu, semakin diperlukanlah jalur jual beli lain yang mampu dipakai untuk mengakuisisi rempah-rempah dan sutra.





Seiring dengan ditaklukannya daerah-wilayah kekuasaan gres di Afrika, Asia, dan Amerika, kepentingan yang dibawa tidak hanya berupa kepentingan para pedagang. Muncul pula kepentingan-kepentingan lain seperti misi penyebaan agama yang dibawa oleh vatikan serta ambisi-ambisi para raja untuk menguasai lebih banyak wilayah diseluruh dunia.





Oleh alasannya itu, seiring dengan berkembangnya kolonialisme dan imperialisme, tujuan utama nya bukan lagi hanya gold tetapi glory dan gospel juga menjadi tujuan. Namun, pastinya tiap-tiap negara memiliki orientasi dan tujuan utama yang berlainan-beda dalam melakukan kolonialisme.





Mungkin saja, Belanda lebih mementingkan gold dengan eksploitasinya terhadap salah satu penghasil rempah terbesar di dunia adalah kepulauan Indonesia. Selain itu, Belanda juga merupakan salah satu negara dengan sketsa eksploitasi paling efektif lewat perusahaan-perusahaan swasta dan pemanfaatan dana masyarakat. Salah satu perwujudannya yaitu pembentukan perusahaan paling besar di dunia yakni VoC yang telah seperti negara sendiri.





Inggris mungkin lebih mementingkan glory dengan slogan the sun never sets on the british empire atau matahari tidak pernah tenggelam pada kerajaan Inggris. Wilayah kekuasaan Inggris yang tersebar di seluruh dunia dan ada di setiap zona waktu pasti akan senantiasa mencicipi matahari. Secara implisit, prospeknya juga dengan kerajaan yang sungguh besar dan berkuasa itu, Inggris akan senantiasa menjadi negara adidaya penguasa dunia.





Spanyol mungkin saja lebih mementingkan gospel dengan banyaknya misi-misi religius yang dibentuk oleh kerajaan Spanyol di daerah-daerah kekuasaannya. Selain itu, Spanyol juga merupakan salah satu negara selain Portugis yang mendapatkan ketetapan dari vatikan untuk berbagi agama katolik ke seluruh penjuru dunia.





Namun, perlu diketahui bahwa semboyan gold, glory, dan gospel ini diawali dan dicetuskan oleh bangsa Spanyol dalam segala proses kolonisasi mereka kepada ‘dunia baru’ di Amerika, Afrika, serta Asia.





 



Gold





Kekayaan merupakan salah satu motivasi utama aktivitas kolonialisme dan imperialisme bangsa barat
Kekayaan ialah salah satu motivasi utama acara kolonialisme dan imperialisme bangsa barat




Gold atau emas merupakan ungkapan bagi segala upaya untuk mendapatkan kekayaan atau keuntungan material dari acara eksplorasi dan pada alhasil eksploitasi yang dijalankan oleh negara-negara Eropa pada dikala itu.





Umumnya, gold didapatkan dengan cara menjual rempah-rempah asia, budak-budak afrika, serta logam mulia yang berasal dari Amerika.





Seiring dengan berkembangnya perekonomian Eropa pasca kurun kegelapan, timbul lah beberapa dinasti penjualyang sukses mengakumulasi kekayaan dan kekuatan politik yang lumayan banyak di negara masing-masing.





Dinasti-dinasti ini sukses meyakinkan raja-raja yang ada di Eropa pada saat itu untuk mencari jalur perdagangan alternatif semoga mampu menciptakan uang lebih banyak dari perdagangan rempah dan sutra Asia. Salah satunya ialah dengan cara mencari india, sebuah lokasi yang dipercaya merupakan sentra jual beli rempah sebelum diekspor ke Eropa.





Lobi para pedagang yang besar lengan berkuasa ini sukses meyakinkan raja-raja Eropa pada ketika itu untuk mengirimkan ekspedisi ke berbagai serpihan dunia.





Salah satunya adalah Portugal yang mengantarkan kapal-kapalnya ke bab selatan Afrika yang nantinya akan melewati tanjung harapan dan memperoleh India. Berbeda dengan Portugal, Spanyol memilih untuk berlayar lurus ke barat hingga jadinya Christopher Colombus mendapatkan benua Amerika.





Meskipun menempuh rute yang berlainan, kedua negara ini sukses menerima kekayaan yang sangat besar dari aktivitas eksplorasinya. Spanyol dengan emas, perak, dan coklat yang ada di benua Amerika. Portugal dengan gading, budak, kopi serta rempah-rempah yang berasal dari Afrika dan India.





Kesuksesan ekspedisi-ekspedisi inilah yang menjadi motor pelopor bagi bangsa Eropa untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi dan yang lebih intens. Semangat eksplorasi ini pada kesannya akan bermetamorfosis eksploitasi dan akhirnya kolonialisme serta imperialisme.





Inggris pada karenanya akan menguasai India dan memonopoli perdagangan teh. Portugal dan Belanda akan memonopoli jual beli budak dan rempah Asia lewat markas-markasnya di Afrika dan Nusantara. Sedangkan Spanyol akan memonopoli perdagangan emas dan perak dari benua Amerika dengan spanish treasure fleet-nya yang tersohor.





 



Glory





Kejayaan di medan pertempuran dan ekspansi wilayah kekuasaan juga merupakan sala satu tujuan utama dari kolonialisme yang dilakukan oleh negara-negara Eropa
Kejayaan di medan peperangan dan ekspansi kawasan kekuasaan juga ialah sala satu tujuan utama dari kolonialisme yang dijalankan oleh negara-negara Eropa




Glory merupakan perumpamaan yang menggambarkan bagaimana raja-raja di Eropa berusaha untuk memajukan prestis mereka dan negaranya dengan cara memperluas daerah jajahan.





Perlu dikenang bahwa pada kurun ini, benua Eropa baru saja keluar dari zaman kegelapannya. Pertempuran antar negara atau bahkan secara internal dari suatu negara selalu terjadi setiap saat. Fakta ini ditambah dengan perang salib dan reconquista semenanjung Iberia dari bangsa moor merupakan katalis hadirnya glorifikasi kemampuan militer dari sebuah negara.





Negara yang bisa mengungguli perang, memiliki angkatan bersenjata yang jago, atau mempunyai tempat jajahan yang banyak akan condong dianggap lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain.





Tentu saja, untuk melaksanakan hal-hal tersebut, dibutuhkan orang-orang yang andal pula. Oleh karena itu, negara-negara Eropa mengobral gelar kehormatan, titel raja, sampai duit dan tanah untuk mendorong tokoh-tokohnya melakukan hal-hal mahir yang mampu dibanggakan.





Karena di Eropa semua kawasan telah ada yang menguasai, sungguh sukar bagi negara-negara tersebut untuk memperluas jajahannya di benua Eropa. Ketersediaan lahan-lahan kosong dalam jumlah besar di Amerika dan Afrika dianggap sebagai potensi besar bagi negara dan raja-rajanya untuk memperluas tempat jajahan masing-masing dan mendapatkan ketenaran di mata negara lain.





 



Gospel





Penyebaran agama katolik juga merupakan motif pendorong dalam melakukan kolonisasi. Bangsa Spanyol menganggap ini adalah pekerjaan mulia yang dimandatkan kepada mereka oleh vatikan dan paus pada saat itu
Penyebaran agama katolik juga ialah motif pendorong dalam melakukan kolonisasi. Bangsa Spanyol menganggap ini yakni pekerjaan mulia yang dimandatkan terhadap mereka oleh vatikan dan paus pada ketika itu




Gospel atau God merupakan ungkapan yang menggambarkan semangat negara-negara Eropa untuk membuatkan aliran agama kristen katolik ke seluruh dunia. Semangat ini sangat ditunjukkan oleh negara Spanyol dalam segala kegiatan eksplorasi dan eksploitasinya di ‘dunia gres’.





Selain alasannya pengaruh dari reconquista kepada kaum moor dari dinasti Almoravid dan Almohads yang masih membekas di ingatan para jendral dan raja Spanyol, ada pula kesepakatan dalam bentuk papal bull dari vatikan yang mengamanatkan Spanyol untuk berbagi agama katolik ke suku-suku barbar yang ada di ‘dunia baru’.





Umumnya, semboyan gospel diwujudkan dengan membentuk misi-misi katolik di kawasan-kawasan yang sudah dikuasai. Misi atau missionary/mission ini bermaksud untuk mengajarkan agama katolik terhadap penduduk setempat dan perlahan-lahan mengkonversi mereka.





Bangsa Spanyol yakin bahwa dengan membuatkan agama katolik ke seluruh dunia, mereka sedang melakukan suatu pekerjaan yang suci. Kita sering mendengar bahwa Spanyol kerap kali melakukan agresi atas dasar penyebaran agama, bukan semata atas dasar kekayaan atau prestis.





Kepercayaan itulah yang mengakibatkan Spanyol rela melaksanakan penyebaran agama secara paksa ke seluruh penggalan dunia. Meskipun kadang kala penyebaran agama ini menciptakan perubahan sosial yang konkret bagi masyarakat lokal. Tidak jarang juga penduduk setempat dibunuh dan diperbudak alasannya adalah tak inginmenganut agama katolik yang dibawa oleh Spanyol.





 



Kesimpulan





Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya, gold, glory, dan gospel ialah kristalisasi dari semangat eksplorasi dan eksploitasi yang ditunjukkan oleh bangsa Eropa pada zaman kolonialisme.





Semangat ini mempunyai banyak bentuk, mulai dari pembentukan misi katolik, perdagangan budak, perampasan tanah dari suku pribumi, hingga eksploitasi sumber daya alam negara jajahan.





Namun, semua langkah-langkah itu niscaya akan bermuara kepada salah satu diantara gold, glory, atau gospel. Bahkan, tidak jarang langkah-langkah kolonialisme dan imperialisme suatu negara bermuara terhadap tiga-tiganya. Karena pada zaman itu, garis pembatas antara kejayaan, kekayaan, dan keagamaan sangatlah tipis.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon