Perjanjian Saragosa adalah salah satu persetujuanyang cukup penting dalam konteks sejarah Indonesia dan sejarah penjajahan Asia Tenggara. Perjanjian ini berupaya untuk memperoleh titik tengah dan menjalin perdamaian antara kerajaan Spanyol dan Portugal.
Perjanjian ini bertujuan untuk menyelesaikan konflik kepentingan dan ketidakjelasan batas kekuasaan kedua negara di daerah Maluku. Harus dikenali, saat itu daerah Maluku adalah salah satu tempat jajahan paling diincar di dunia alasannya adalah sumber daya alamnya yang sangat berlimpah.
Daftar Isi
Apa itu Perjanjian Saragosa
Perjanjian Saragosa atau kerap disebut sebagai kapitulasi Zaragoza ialah sebuah perjanjian damai antara kerajaan Portugal dan Spanyol. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 22 April 1529 oleh raja John III dari Portugal dan Raja Spanyol Charles V di kota Zaragoza.
Perjanjian ini berupaya untuk menuntaskan pertentangan antara Spanyol dan Portugal perihal siapa yang berhak menguasai wilayah Maluku. Wilayah ini merupakan titik temu penjelajah kedua negara tersebut dalam upayanya mengelilingi dunia.
Seperti yang kita pahami, dikala itu rempah-rempah memiliki harga jual yang sungguh tinggi. Salah satu produsen rempah terbaik di dunia ialah kepulauan Maluku. Oleh alasannya adalah itu, kepulauan ini menjadi daerah yang diperebutkan antara dua kekuatan kolonial ini, adalah Spanyol dan Portugal.
Negara manapun yang sukses menguasai Maluku akan mampu untuk menguasai buatan rempah-rempah yang sangat berharga. Terlebih lagi Spanyol dan Portugal mempunyai jaringan jual beli yang sungguh luas, sehingga sungguh gampang bagi mereka untuk menjual kembali rempah-rempah tersebut.
Sejarah Perjanjian Saragosa
Konflik Portugal dan Spanyol di Maluku berawal dari kesepakatanTordesillas pada tahun 1494 yang bertujuan untuk membelah bumi menjadi 2. Yaitu, bagian yang dikuasai oleh Spanyol dan bab yang dikuasai oleh Portugal.
Pada tahun 1511, Malaka yang ialah salah satu sentra perdagangan rempah-rempah di Asia berhasil dikuasai oleh Alfonso de Alburquerque dari Portugal. Akhirnya, dimengerti bahwa rempah-rempah tersebut diproduksi di pulau Banda, Ternate, dan Tidore di kepulauan Maluku.
Akhirnya Alfonso mengirim ekspedisi ke Maluku dibawah komando Antonio de Abreu dan wakilnya, Francisco Serrao. Dalam perjalanan, mereka berdua terpisah dan kapal Serrao karam di perairan Ternate.
Namun, Serrao mempergunakan ini dan mulai membangun markas-benteng nya di pulau Ternate. Serrao juga menyurati sobat lamanya, Ferdinand Magellan bahwa mereka telah memperoleh pulau penghasil rempah di Maluku.
Mendengar hal ini, Magellan membujuk raja Spanyol untuk menyediakannya kapal supaya dapat meraih Maluku dan mengitari dunia. Tanpa pikir panjang, raja Charles V setuju dan merencanakan kapal beserta pasukan untuk Magellans.
Pada tanggal 6 November 1521, armada Spanyol yang dikomandani oleh Magellan dan Juan Sebastian Elcano meraih kepulauan Maluku. Namun, sebelum keduanya dapat berjumpa di Maluku, Magellan meninggal di pertempuran Mactan di Filipina, beberapa dikala sehabis Serrao meninggal di Ternate.
Konflik Spanyol-Portugal
Melihat ekspedisi pertamanya yang gagal, raja Charles V mengirimkan armada kedua untuk menguasai Maluku dengan perkiraan bahwa daerah tersebut bagian dari cuilan bumi Spanyol sesuai persetujuanTordesillas.
Armada yang dipimpin oleh Garcia Jofre de Loaisa ini berhasil meraih kepulauan Maluku dan berlabuh di Tidore. Tentu saja hal ini memicu pertentangan dengan pedagang dan pasukan Portugal yang ada di Ternate.
Setelah setahun berkonflik, Spanyol mengalami kekalahan yang cukup telak. Namun, kepemilikan kedua pulau ini masih belum terperinci alasannya adalah masih terdapat banyak perlawanan dari pasukan Spanyol dan prajurit bayaran setempat disana.
Untuk menyelesaikan pertentangan ini, kedua negara setuju untuk menyelenggarakan perundingan lagi. Perundingan kali ini dilakukan di kota Badajoz dan Elvas, sehingga dikenal selaku Konferensi Badajoz-Elvas.
Kedua negara mengantarkan astronomer, kartografer, dan geografer terbaik mereka untuk menentukan garis Antemeridian dari persetujuanTordesillas yang lampau. Namun, alasannya adalah teknologi yang terbatas dan keras kepalanya kedua belah pihak, negosiasi berlangsung cukup alot.
Pada balasannya, kedua belah pihak berhasil mendapatkan titik tengah dan penyelesaian dari persoalan ini. Hal ini didorong oleh menikahnya adik raja Charles V, yakni Catherine dari Austria dengan raja Jose III dari Portugal. Selain itu, Charles V juga menikah dengan adik dari raja Jose yaitu Isabella dari Portugal.
Selain itu, raja Charles V merasa bahwa perhatiannya harus lebih banyak berada di Eropa untuk mengusir rivalnya ialah raja Francis I dari Prancis. Terlebih lagi, dikala itu sedang ada perseteruan liga Cognac untuk memperebutkan pengaruh di negara-negara kecil Eropa.
Titik tengah yang sukses didiskusikan oleh kedua belah pihak ini kelak akan diketahui sebagai kesepakatanSaragosa.
Tujuan Perjanjian Saragosa
Seperti yang telah diterangkan diatas, tujuan utama dari kontrakSaragosa yaitu untuk memilih siapa yang menjadi penguasa daerah Maluku.
Namun, kalau kita pelajari lebih lanjut berdasarkan latar belakangnya, kesepakatanini mempunyai beberapa tujuan lain, bukan hanya menuntaskan pertentangan Maluku. Berikut ini yaitu tujuan-tujuan diberlakukannya perjanjian Saragosa
- Raja Charles V ingin berkonsentrasi di Eropa dan tidak ingin terlalu banyak disita waktunya oleh urusan koloni
- Melanjutkan itikad baik dari pernikahan keluarga raja Jose dan raja Charles V
- Menyelesaikan sengketa kepulauan Maluku yang diperebutkan oleh Portugal dan Spanyol dengan damai dan menguntungkan kedua belah pihak
3 hal diatas lah yang mendorong terbentuknya kesepakatanSaragosa dan menjadi tujuan utama dari kesepakatanini.
Isi Perjanjian Saragosa
Isi persetujuanSaragosa relatif sama dengan persetujuanTordesillas yang telah dibentuk antara kedua negara ini pada tahun 1494. Namun, kali ini subjeknya adalah garis antemeridian yang melewati kepulauan Maluku.
Secara lazim, berikut ini adalah isi dari kesepakatanSaragosa yang ditandatangani oleh Portugal dan Spanyol.
- Membagi bumi menjadi 2 bagian, untuk Spanyol dan Portugal
- Kepulauan Maluku dan semua pulau yang ada di sebelah timur garis ini menjadi hak milik Portugal
- Portugal mesti mengeluarkan uang biaya kompensasi kepada Spanyol
Perjanjian ini memutuskan garis demarkasi sekitar 1763 km di sebelah Timur kepulauan Maluku. Setiap tempat yang berada di sebelah timur garis tersebut dimiliki oleh Spanyol. Sedangkan, setiap daerah yang berada di sebelah barat secara hak dimiliki oleh Portugal.
Melihat bahwa Portugal mendapatkan keuntungan yang sungguh besar alasannya mempunyai hak atas Maluku dan pulau-pulau Nusantara yang memiliki kekayaan alam yang sungguh tinggi. Maka, Portugal pun harus membayar ongkos kompensasi terhadap Spanyol.
Namun, kontrakini mempunyai kalusul bahwa raja Charles V mampu membatalkan perjanjian ini kapanpun. Dengan kondisi, Spanyol mengembalikan semua duit yang telah dibayarkan oleh Portugal.
Namun, Spanyol tidak pernah melanggar persetujuanini sebab raja Charles V harus berfokus pada perpolitikan Eropa, utamanya pada perang liga Cognac melawan Francis I dari Prancis. Selain itu, Spanyol juga memerlukan duit ini untuk membayar pasukan dan menjalankan kampanye-kampanye perang melawan musuh-musuhnya di Eropa.
Meskipun secara perjanjian, Filipina masuk kedalam wilayah yang mesti dikuasai oleh Portugal, ternyata Spanyol tetap berupaya mengklaim wilayah ini. Raja Charles berasumsi bahwa Portugal akan terlalu sibuk untuk menguasai pulau-pulau kecil di Indonesia untuk mementingkan Filipina, yang tidak mempunyai rempah sama sekali.
Sayangnya, raja Charles gagal menaklukkan Filipina sebab perlawanan dari masyarakat setempat cukup sengit. Namun, penerusnya, ialah raja Phillip II berhasil menguasai Filipina untuk kerajaan Spanyol dan membangun markasnya di Manila.
Akibat Perjanjian Saragosa
Secara umum, persetujuanSaragosa mempunyai beberapa imbas kepada jual beli rempah Asia, geopolitik Eropa, dan geopolitik Asia Tenggara. Berikut ini, kita akan coba membicarakan secara lebih lanjut tentang ketiga dampak tersebut.
Dampaknya pada Perdagangan Rempah Asia
Dampak perjanjian Saragosa pada jual beli rempah Asia intinya cukup baik. Hal ini terjadi sebab sekarang terdapat kekuatan barat yang mampu mengontrol secara eksklusif jalur perdagangan rempah Asia, yakni Portugal.
Selain itu, Portugal juga cenderung lebih banyak berjualan ketimbang Spanyol yang berorientasi pada pembaptisan dan konversi ke agama katolik. Atau, bahkan Belanda yang berorientasi pada pengerukan keuntungan sebesar-besarnya.
Masyarakat lokal di kepulauan Maluku pun menjadi terekspos terhadap perdagangan rempah global secara biasa . Sehingga, mereka nantinya dapat berbagi perkebunan rempah-rempahnya.
Meskipun begitu, di kurun depan, justru kebun-kebun ini akan dihancurkan dan dikontrol secara ketat oleh Belanda melalui kebijakan pelayaran Hongi nya.
Dampaknya pada Geopolitik Eropa
Dampak kontrakpada geopolitik Eropa ialah kerajaan Spanyol dibawah Charles V dapat berkonsentrasi pada konfliknya dengan raja Francis I dari Prancis. Konflik ini dikenal selaku peperangan liga Cognac yang mengadu dua kerajaan besar di Benua Eropa beserta segenap sekutu-sekutunya.
Perjanjian ini membuat Spanyol tidak perlu merepotkan dirinya dengan kepulauan Maluku dan Portugal di Asia Tenggara. Sehingga, negara ini mampu memusatkan kekuatan dan perhatiannya di benua Eropa dan pertentangan liga Cognac.
Hal ini pun mengakibatkan Portugal bisa secara penuh berkonsentrasi pada usaha-usaha kolonisasinya di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika. Negara ini tidak lagi mesti bersusah payah untuk memperkuat perbatasannya dengan Spanyol bila terjadi pertentangan.
Dampaknya pada Geopolitik Asia Tenggara
Seperti yang telah dijelaskan diatas, dengan adanya kontrakSaragosa, Portugal mampu memusatkan sumber daya dan perhatiannya pada koloni-koloninya di Asia. Oleh alasannya itu, kegiatan kolonialisme Portugal pun meningkat dan hegemoni perdagangannya di Asia pun menjadi makin besar lengan berkuasa.
Hal ini sukses menimbulkan Portugal sebagai salah satu negara dengan kekuatan militer dan ekonomi paling berpengaruh di dunia pada permulaan masa 15 dan awal era ke 16.
Namun, mirip yang kita ketahui, dominasi Portugal di Asia Tenggara ini nantinya akan dikalahkan oleh Belanda dan Inggris Raya. Belanda akan menguasai Nusantara sedangkan India dan malaka akan dikuasai oleh Inggris.
Referensi
Treaty of Zaragoza – Australian National University
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon