Rabu, 09 September 2020

Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia


Sejak zaman dulu abad, Indonesia sudah populer akan kekayaan alamnya yang sangat berlimpah. Oleh karena itu, tidak aneh bangsa barat sungguh bergairahdalam mencari Jewel of the East atau “mutiara dari timur” ini.





Tanahnya yang sangat subur karena bubuk vulkanik, eksistensi lautan luas yang kaya akan ikan, hutan-hutan dengan keragaman hayati yang tinggi, dan rempah rempah yang melimpah turut menjadi faktor mengapa Indonesia selalu dibidik oleh bangsa barat.





Benar saja, sejak dahulu masa, Indonesia telah menjadi negara adikuasa bahari yang berfokus pada jual beli dan buatan pertanian/perikanan. Hal ini ditunjukkan oleh kerajaan Sriwijaya yang mengendalikan lautan nusantara serta Majapahit yang membentang sampai semenanjung Malaya.





Namun, semua kekuatan dari kerajaan-kerajaan di nusantara tidak banyak memiliki arti daripada bedil dan meriam yang dimiliki oleh bangsa Eropa. Akhirnya, satu per satu gugur, entah itu dari timah panas prajurit kumpeni atau dari peperangan internal yang disebabkan oleh politik devide et impera.





Perlawanan dari kerajaan-kerajaan Indonesia bukan tanpa arti, banyak masalah dimana hero nusantara menang melawan penjajah Eropa. Sumber daya mereka juga kerap habis bila harus melawan seni manajemen gerilya dari kerajaan-kerajaan nusantara.





Namun, mengapa mereka mau menghabiskan aneka macam sumber daya untuk menguasai nusantara? Kali ini, kita akan membicarakan secara mendalam latar belakang mengapa bangsa barat sungguh ingin menguasai Indonesia.






Latar Belakang Kolonialisme Bangsa Barat





Sebelum kita dapat menerangkan perihal alasan dibalik kehadiran bangsa barat ke Indonesia, kita harus apalagi dahulu membahas mengenai alasan dibalik kolonialisme mereka.





Secara umum, terdapat 7 alasan yang menjadi latar belakang kolonialisme oleh bangsa Barat.





  • Adanya perang salib dan semangat Reconquista
  • Jatuhnya konstantinopel kepada umat muslim
  • Semangat menjelajah yang besar bangsa Eropa
  • Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat
  • Pelayaran perdagagan China dibawah admiral Cheng Ho
  • Pesatnya perkembangan ekonomi dan jual beli di Eropa




Nah, kini, kita akan coba diskusikan satu per satu secara mendalam tiap argumentasi tersebut.





Perang Salib dan Semangat Reconquista





Kekalahan bangsa barat di pertempuran Hattin merupakan salah satu katalis semangat eksplorasi




Perang salib merupakan istilah bagi serangkaian peperangan yang melibatkan kerajaan-kerajaan Eropa dengan Turki dan kekhalifahan Islam yang lain di Timur Tengah.





Perang ini dikenal sebagai perang salib oleh orang-orang Katolik dan perang suci oleh umat muslim. Perang ini berjalan secara sporadis selama 200 tahun dan terbagi menjadi 7 babak peperangan.





Salah satu penyebab dari perang ini yakni perebutan kota suci Yerusalem antara umat muslim dan katolik yang serupa-sama menilai bahwa kota ini suci terhadap agama mereka.





Kota ini direbut dari tangan kristen oleh jagoan Islam adalah Salahuddin Al-Ayyubi dalam perang Hattin. Namun, bangsa barat dikepalai oleh raja Richard Lionheart dari Inggris memimpin crusade untuk kembali menaklukkan kota ini.





Perang salib lah yang melahirkan organisasi-organisasi seperti kesatria templar, knights hospitaller, dan organisai-organsasi religius katolik lainnya yang kerap diaduk-aduk kan dalam budaya populer.





Reconquista intinya relatif sama dengan perang salib, namun, kejadian ini terjadi di semenanjung Iberia antara Portugal, Spanyol, dan ummat islam di Andalusia. Setelah peperangan yang panjang, bangsa Spanyol balasannya mampu menguasai semenanjung Iberia dan kawasan-kawasan di Afrika Utara,





Peperangan ini mengakibatkan ketegangan antara negara-negara muslim di timur tengah yang menjadi gerbang perdagangan antara Asia dan Eropa. Akibatnya, perdagangan menjadi tersendat dan Eropa kehilangan kanal terhadap jalur sutra yang menghubungkan China dan India dengan Eropa.





Bangsa Eropa juga semakin meng-glorifikasi kemampuan militer dan kejayaan menguasai wilayah gres. Kedua hal ini turut menjadi katalis kegiatan kolonialisme bangsa Eropa selama beberapa kurun kedepan.







Jatuhnya Konstantinopel Kepada Umat Muslim





Karena motif utama bangsa eropa ialah berdagang dan mengakumulasi kekayaan, dikuasainya konstantinopel, salah satu gerbang perdagangan dengan Asia, oleh Turki Utsmani menjadi sebuah permasalahan.





Mereka tidak lagi mampu berdagang dan berkeliaran dengan bebas di kota tersebut dibandingkan, jauh berbeda dibandingkan ketika Konstantinopel dikuasai oleh Kekaisaran Romawi Timur atau Bizantium.





Terlebih lagi, Turki Utsmani ialah kesultanan bercorak Islam yang religius. Pada saat itu, luka-luka dari perang salib masih cukup membekas di ingatan para penguasa Eropa. Terlebih lagi, tidak ada perlakuan khusus dan insentif dari Turki Utsmani bagi para penjualEropa, berbeda dengan Bizantium





Oleh alasannya itu, para penjualEropa harus memperoleh cara lain untuk mendapatkan rempah, sutra, dan barang-barang eksotis dari Asia. Hal inilah yang mendorong mereka untuk mencari rute-rute alternatif ke arah barat.





 



Semangat Menjelajah yang Besar dari Bangsa Eropa





Semangat eksplorasi bangsa eropa sangat tinggi pada saat itu




Bangsa Eropa, khususnya Spanyol, Portugal, dan Inggris memiliki semangat eksplorasi yang sangat besar. Semangat ini dipupuk oleh cerita-cerita menakjubkan dari perjalanan Marco Polo dan Ibnu Batutta yang berkeliling dunia dan bercerita tentang daerah-kawasan eksotis nan jauh.





Semangat eksplorasi ini diprakarsai oleh putra raja Portugal yaitu Pangeran Henry sang navigator yang berhasil membangkitkan semangat eksplorasi di Portugal dan Spanyol.





Kemudian, Christopher Columbus juga berlayar ke barat untuk menemukan India, walaupun ternyata ia menemukan Amerika, tetap saja banyak harta karun yang sukses dibawa pulang.





Oleh alasannya itu, bangsa Eropa pada zaman ini mengasosiasikan petualangan dengan kekayaan dan kejayaan. Hal ini mengakibatkan negara-negara Eropa yang lain mengikuti perlombaan untuk menjelajahi dan menguasai dunia gres.





 



Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Pesat





Ilmu pengetahuan bangsa Eropa yang meningkat pesat semenjak zaman rennaisance menyebabkan bangsa Eropa makin maju. Salah satu yang menjadi pertumbuhan yakni ilmu perkapalan dan navigasi bahari menggunakan bintang-bintang.





Teknologi perkapalan yang lebih terbaru menyebabkan kapal-kapal layar Eropa dapat menyebrangi maritim Atlantik yang memiliki cuaca jelek dan ombak yang besar. Selain itu, kapal-kapal ini juga mampu menenteng lumayan banyak kuliner dan kebutuhan lainnya untuk meraih daerah-tempat yang jauh.





Ilmu navigasi yang lebih baik juga membuat para petualang Eropa bisa mendapatkan kawasan yang mereka tuju. Sekarang, hilang di maritim dan kehilangan arah menjadi lebih jarang daripada zaman dulu.





Selain itu, ilmu kartografi juga telah cukup maju sehingga para petualang selalu dibekali dengan peta yang relatif akurat tentang lokasi-lokasi sepanjang perjalanannya.





Jika peta tersebut telah tidak akurat, maka para petualang akan mengoreksinya sendiri, sehingga semakin banyak eksplorasi yang dijalankan, semakin akurat pula peta-peta yang dimiliki bangsa Eropa.





 



Pelayaran perdagagan China dibawah admiral Cheng Ho





Pelayaran Cheng Ho membangun jaringan perdagangan di Asia Arab dan Afrika




Pelayaran jual beli China oleh admiral Cheng Ho ialah salah satu aktivitas perdagangan internasional paling besar yang ada di Asia dan Afrika pada zamannya.





China ketika itu memiliki ratusan kapal-kapal berskala besar yang dikawal oleh kapal-kapal perang. Armada ini bermaksud untuk menyebarkan dampak China ke negara-negara sekitarnya dan memfasilitasi kerjasama ekonomi dengan China.





Harapannya, China mampu berkembang secara ekonomi tanpa harus menguasai negara lain. Hal ini sejalan dengan langkah-langkah yang diambil oleh China dan Amerika Serikat dikala ini, ialah kolonialisme memakai penanaman modal.





Pelayaran Cheng Ho ini bisa membangun infrastruktur jual beli yang baik di Afrika dan Asia. Hal ini juga menenteng laba yang sangat besar bagi China dan membangun jaringan jual beli yang saling terkait di wilayah Afrika-Arab-India-China.





Jaringan jual beli dan pertukaran ide secara massal yang difasilitasi oleh pelayaran-pelayaran ini turut berperan besar dalam memberi gagasan bangsa Eropa. Kelak, mereka akan memalsukan desain ini selama periode kolonialisme, walaupun dengan cara yang lebih militer.





 



Pesatnya kemajuan ekonomi dan jual beli di Eropa





Pesatnya perkembangan ekonomi dan perdagangan antar wilayah di Eropa pasca era kegelapan menjadi salah satu katalis bangsa Eropa untuk berpetualang.





Eropa ketika itu tidak mampu menciptakan cukup sumber daya alam untuk menyanggupi keperluan ekonominya yang meningkat secara sangat pesat. Oleh sebab itu, dibutuhkan perdagangan untuk menghadirkan sumber daya dari daerah sekitar.





Sayangnya, satu-satunya gerbang perdagangan aktif di timur yaitu Alexandria dan Konstantinopel dikuasai oleh kekhalifahan Turki Utsmani atau bangsa Islam lainnya. Hal ini menimbulkan bangsa barat mesti memutar otak untuk mendapatkan rute perdagangan lain yang lebih murah.





Ya, dikala itu kekhalifahan Utsmani dan keluarga besar pedagang-pedagang Venisia mengatur jual beli di laut mediterania. Monopoli ini menyebabkan keuntungan yang ditemukan oleh pedagang Eropa rendah, karenah keuntungan sudah diambil oleh Venisia dan Turki Utsmani.





Satu-satunya jalur jual beli yang masih kosong dan belum ada yang menguasai ialah lewat barat, mengelilingi Afrika.





 



Tujuan Kolonialisme Bangsa Barat





Motivasi utama kolonialisme bangsa barat adalah kekayaan, kejayaan, dan penyebaran agama




Tujuan utama dari kolonialisme bangsa barat mampu diwakilkan oleh semboyan gold, glory, dan gospel. Semboyan ini mewakili 3 aspek utama yang diharapkan oleh bangsa Eropa dari kegiatan kolonialisme mereka yaitu, menerima uang, kekuasaan, dan penyebaran agama.





Gold sendiri yakni semangat untuk mengakumulasi kekayaan dan menumbuhkan perekonomian negara. Bangsa barat pada kasus ini mencari rempah rempah dan sutra yang berasal dari Timur karena kedua barang ini memiliki harga yang sangat tinggi bila dijual.





Glory ialah semangat untuk menguasai daerah gres dan menerima kejayaan bagi diri sendiri maupun bagi negara. Pada zaman ini, budaya militerisme sungguh diagung-agungkan sehingga negara yang menguasai tanah paling banyak dan paling kerap mengungguli peperangan dianggap paling jago.





Gospel intinya adalah semangat bangsa barat untuk menyebarkan agama katolik ke seluruh dunia. Vatikan mendorong negara-negara barat untuk secara aktif berbagi agama katolik dengan embel-embel tugas mulia dari tuhan.





Nah, 3 semangat inilah yang menjadi dasar dari aktivitas kolonialisme bangsa barat selama beberapa era kedepan. Hal ini pun akan berujung terhadap perburuan mutiara dari timur yang mau kita diskusikan dibawah ini.





Perburuan Mutiara dari Timur





Nah, mungkin kalian sering mendengar sebutan “perburuan mutiara dari timur” atau the hunt for the pearl of the east. Ini adalah perumpamaan yang menggambarkan usaha bangsa barat untuk menemukan pulau-pulau berharga yang ada di Asia.





Pada perkara ini, pearl of the east yakni kepulauan maluku yang memiliki banyak sekali rempah-rempah berkualitas tinggi. Oleh karena itu, bangsa barat ingin berjualan dan pada balasannya menguasai tempat ini.





Motivasi utama yang melatari perburuan mutiara dari timur yakni argumentasi ekonomi. Rempah saat itu sangat tidak murah harganya di pasar eropa. Selain menghangatkan tubuh, rempah juga menciptakan rasa masakan-masakan menjadi lebih lezat dan dapat digunakan untuk mengawetkan daging.





Oleh sebab itu, siapapun yang mengatur perdagangan rempah mampu mengatur jual beli dunia. Hal inilah yang menjadi latar belakang kehadiran bangsa barat ke Indonesia.





 



Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia





Akumulasi kekayaan merupakan salah satu alasan yang melatarbelakangi kedatangan bangsa barat ke Indonesia




Nah, kita tadi telah membicarakan banyak argumentasi mengapa bangsa barat mulai melakukan kolonialisme, baik di Asia maupun di Amerika. Sekarang, kita akan membicarakan lebih lanjut mengenai mengapa mereka menentukan Indonesia secara spesifik.





Secara biasa , terdapat 4 argumentasi besar mengapa bangsa Eropa memilih Indonesia selaku sasaran kolonialisme mereka. Alasan-argumentasi tersebut antara lain yakni.





Menguasai Perdagangan dari Timur





Indonesia terletak di lokasi yang sungguh strategis untuk mengendalikan jual beli dari China dan Jepang ke Afrika dan Eropa. Semua kapal yang ingin menjinjing barang dari China dan Jepang harus melalui Selat Malaka apalagi dahulu sebelum dapat mencapai India dan Afrika, kemudian Eropa.





Oleh alasannya adalah itu, negara Eropa manapun yang menguasai Indonesia, utamanya selat Malaka dan bahari Natuna dan Jawa, mampu mengendalikan jalur jual beli yang sangat berharga.





Terlebih lagi Indonesia memiliki batas-batas wilayah yang mayoritasnya yaitu tempat perairan. Hal ini mempermudah bangsa barat untuk menguasai dan mempertahankan perbatasannya dengan kapal tanpa mesti menghabiskan duit untuk membangun benteng dan menempatkan pasukan.





Perwujudan dari penguasaan perdagangan ini salah satunya yaitu British East India Company atau EIC yang menguasai India dan semenanjung Malaya. Perusahaan ini memonopoli hampir semua perdagangan yang melewati sub-benua India.





Kalian mungkin familiar dengan kapal-kapal angkatan laut Inggris yang sering memburu Jack Sparrow dan kawan-kawan di film Pirates of the Carribean. Nah, itu ialah perwujudan merchant marine yang dimiliki oleh EIC.





Di dunia aktual, EIC bantu-membantu tidak terlalu banyak mengurusi persoalan perekonomian di sekitar Karibia dan benua Amerika. Namun, memang perusahaan ini ialah salah satu perusahaan yang sangat besar di zamannya.





Saking menguntungkannya jual beli di Timur, perusahaan-perusahaan dagangnya saja memiliki angkatan maritim tersendiri. Contoh lain yang mungkin kita cukup familiar adalah VoC yang menguasai nyaris seluruh wilayah Indonesia pada ketika itu.





Perdagangan dari timur yang sangat menguntungkan ini adalah salah satu argumentasi yang menjadi latar belakang kedatangan bangsa barat ke Indonesia.





 



Menguasai Produksi Rempah-Rempah





VoC Merupakan salah satu perusahaan besar yang didirikan oleh belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah




Alasan lain mengapa bangsa barat ingin menguasai Indonesia yakni untuk menguasai rempah-rempah yang melimpah ruah di nusantara. Indonesia pada dikala itu yaitu salah satu produsen utama dari rempah-rempah mirip cengkeh dan pala.





Karena rempah-rempah mempunyai nilai jual yang sungguh tinggi di Eropa, maka bangsa barat berbondong-bondong tiba untuk berdagang rempah.





Seiring dengan waktu, bertambah banyak penjualrempah yang membeli rempah-rempah Indonesia dan menjualnya di Eropa. Hal ini menciptakan harga rempah dunia turun sehingga keuntungan mereka pun menurun.





Oleh sebab itu, beberapa bangsa barat mirip Belanda dan Portugis berinisiatif untuk memonopoli perdagangan rempah biar mendapatkan laba bagi mereka sendiri.





Caranya pastinya ialah dengan datang ke Indonesia dan menguasai sumber produksinya secara eksklusif.





Keserakahan inilah yang menjadi pemicu konflik-konflik antar negara barat dan kerajaan-kerajaan Indonesia selama beberapa ratus tahun kedepan.





Kolonialisme ini baru mampu dihilangkan sepenuhnya sehabis Belanda gagal dalam aksi militer keduanya. Jauh sehabis Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.





Keinginan untuk menguasai produksi rempah-rempah inilah yang menjadi salah satu argumentasi yang melatarbelakangi kehadiran bangsa Eropa di Indonesia.





 



Memperluas Wilayah Kekuasaan





Alasan lain mengapa bangsa barat sungguh ingin untuk menguasai Indonesia adalah untuk memperluas kawasan kekuasaannya. Indonesia memiliki kawasan yang luas, tanah yang sungguh subur, dan kerajaan-kerajaan yang terpecah-pecah.





Oleh alasannya adalah itu, bangsa Eropa menilai bahwa akan sangat gampang untuk menguasai Indonesia. Terlebih lagi negara kita yang bersifat kepulauan memungkinkan mereka untuk melaksanakan blokade dan mengisolasi kerajaan-kerajaan yang ada dengan angkatan bahari dan kapal yang lebih terbaru.





Hal ini terbukti benar sebab kerajaan-kerajaan Indonesia satu per satu kalah atau bahkan berkerjasama dengan bangsa Eropa ini. Akhirnya, hampir semua kawasan Indonesia dikuasai oleh bangsa barat, entah itu Inggris, Belanda, atau Portugis.





Tentu saja, sesuai dengan salah satu faktor 3G adalah glory, cita-cita untuk menguasai wilayah jajahan, terutama yang sangat strategis menjadi salah satu latar belakang kedatangan bangsa barat ke Indonesia.





 



Menyebarkan Agama Kristen





Salah satu alasan lain untuk menguasai Indonesia yaitu demi berbagi agama katolik dan nantinya kristen oleh Belanda. Namun, motivasi ini tidak terlampau besar bila kita bandingkan dengan motivasi mencari rempah dan menguasai perdagangan.





Tercatat, pendirian misi dan gereja-gereja tidak terlalu masif jika dibandingkan dengan pendirian perkebunan, pabrik pengolahan rempah, pelabuhan, dan gudang-gudang.





Namun, tetap tidak dapat disangkal, penyebaran agama merupakan salah satu latar belakang dibalik kolonialisme bangsa Barat di Indonesia. Hanya saja, dampaknya tidak sebesar motivasi ekonomi dan kejayaan yang telah kita bahas sebelumnya.





 



Bangsa Barat yang Datang ke Indonesia





Indonesia dijajah oleh 6 negara selama lebih dari 300 tahun




Tercatat, terdapat 6 negara yang pernah memiliki wilayah kolonial di Indonesia. Dari keenam negara tersebut, 4 yang paling kuat adalah Inggris, Belanda, Portugis, dan Spanyol.





Penjajahan yang dilaksanakan oleh negara-negara ini sangatlah lama dan mengeruk banyak sumber daya alam Indonesia. Masyarakat kita juga dieksploitasi, banyak yang meninggal dan dijadikan buruh kerja paksa di perkebunan-perkebunan sesuai dengan kebijakan cultuurstelsel.





Selama lebih dari 200 tahun, perjuangan para jagoan Indonesia kurang efektif melawan belanda. Perjuangan mereka yang kedaerahan sangat mudah dipatahkan dengan kebijakan devide et impera dan kepemilikan senjata yang modern.





Untungnya, para pejuang kemerdekaan kita berhasil menyatukan perlawanan dengan sumpah perjaka dan perlahan-lahan mengusir para penjajah.





 



Referensi





Age of Discovery







Sumber ty.com


EmoticonEmoticon