Tanah Gambut ialah tanah yang terbentuk di lahan-lahan berair. Tanah ini terbuat dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang sedikit membusuk. Oleh alasannya itu, kandungan bahan organik pada tanah ini cukup tinggi. Dalam bahasa Inggris tanah jenis ini disebut dengan peat. Adapun perumpamaan-ungkapan lain di berbagai negara di dunia dalam menyebut tanah ini yakni bog, moor, muskeg, dan lain-lain.
Fungsi tanah Gambut yang paling populer ialah bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi. Karena teksturnya lunak dan mudah ditekan, maka kandungan air dari tanah ini bisa dipaksa keluar. Tanah ini bisa diolah dan digunakan selaku bahan bakar.
Gambut ialah sumber energi bahan bakar yang penting bagi negara-negara yang tidak memiliki banyak pohon. Negara-negara tersebut mirip Irlandia dan Skotlandia secara tradisional mengolah tanah ini untuk mengolah masakan dan sebagai pemanas rumah tangga.
Secara terbaru, tanah jenis ini diambil dalam skala besar dan digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Pembangkit listrik yang menggunakan tenaga Gambut yang terbesar terdapat di Finlandia. Volumenya mencapai 190 MW.
Akumulasi dari volume tanah Gambut ini di dunia diperkirakan meraih 4 trilyun m3. Tanah ini mempunyai potensi energi sekitar 8 miliar terajoule. Tanah yang menutupi wilayah di dunia kurang lebih sebesar 3 juta km2 ini terbentuk dari bab-bab tumbuhan yang terhambat pembusukannya. Tidak heran jika tanah ini tersusun dari bagian dan belahan tumbuhan, daun, dan ranting. Selain itu, tanah ini juga berupa pecahan pepagan bahkan kayu-kayu besar yang belum sungguh-sungguh membusuk.
Pada dasarnya di dunia, dinamakan tanah Gambut kalau tanah mempunyai 30% materi organik didalamnya. Namun, hutan-hutan rawa Gambut di Indonesia pada umumnya mempunyai materi organik lebih dari 65%. Tanah ini juga ialah tahap permulaan terbentuknya batubara. Di dunia, tanah tersebut diketahui selaku tanah yang telah terbentuk sekitar 360 juta tahun yang kemudian. Tanah ini menyimpan kurang lebih 550 Gt karbon.
Gambar bentuk tanah gambut. |
Adapun negara-negara besar yang tergolong dalam wilayah yang memiliki tanah jenis ini antara lain Rusia, Ukraina, Belanda, Finlandia, dan lain-lain. Wilayah-kawasan bab selatan di dunia memiliki lebih sedikit tanah jenis ini. Negara-negara tersebut diantaranya adalah Selandia Baru, Kerguelen, Patagonia Selatan, dan Kepualauan Falkland. Sekitar 60% lahan basah yang ada di dunia terdiri dari tanah jenis ini. Adapun 7% dari lahan tersebut telah dibuka dan dimanfaatkan untuk kepentingan kehutanan dan pertanian.
Luas lahan tanah Gambut di Sumatera berada pada kisaran 7,3 hingga 9,7 hektare. Hal ini sama dengan kurang lebih seperempat luas lahan Gambut di seluruh daerah yang tropis. Tanah ini terbagi 2 berdasarkan sifatnya, yaitu Gambut topogen dan Gambut omrogen.
1. Gambut Topogen
Tanah ini merupakan jenis tanah dengan lapisan yang terbentuk karena adanya genangan air yang terhambat drainasenya pada tanah. Drainase pada tanah yang dimaksud yakni tanah yang cekung di belakang pantai, di pedalaman atau di pegunungan. Tanah jenis ini memiliki kedalamannya cuma hingga 4 m. Tanah ini mempunyai tingkat keasaman yang relatif rendah dan dikenal subur. Hal itu karena mengandung zat hara. Zat yang berasal dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan, air hujan, air sungai, dan sisa-sisa tumbuhan. Gambut jenis ini tidak gampang ditemukan.
2. Gambut Omrogen
Tanah Gambut jenis ini mulanya terbentuk dari gambut topogen. Tanah ini memiliki lapisan gambut yang tebal, kedalamannya meraih 20 m. Permukaan tanahnya lebih tinggi dibanding dengan permukaan sungai di dekatnya. Gambut ini sebagian besar terbentuk di kawasan yang akrab dengan pantai. Penelitian di Sarawak memberikan bahwa tanah tersebut mulai terbentuk diatas lumpur mangrove nyaris 4.500 tahun silam.
Tanah ini diketahui berasal dari endapan tanah mangrove yang kemudian menjadi kering. Kandungan garam dan sulfida dalam tanah ini sungguh tinggi. Hal tersebut menimbulkan tanah ini cuma sedikit dihuni oleh jasad-jasad renik pengurai. Dari hal itu maka lapisan Gambut mulai terbentuk di atasnya. Di Indonesia, ada satu kota yang dibangun diatas tanah jenis ini. Kota tersebut adalah Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Unsur hara yang terkandung di dalam tanah ini sangat terbatas. Hal itu disebabkan oleh sumber komponen hara tersebut cuma berasal dari lapisan gambut dan air hujan. Karena komponen haranya relatif sedikit, maka tanah jenis ini bukanlah tanah yang subur. Sungai-sungai atau drainase yang keluar dari area gambut jenis ini mengalirkan air yang mempunyai tingkat keasaman yang tinggi. Air yang keluar dari daerah tanah ini memiliki warna cokelat kehitaman mirip warna air teh yang pekat. Oleh alasannya itu, sungai-sungai yang memiliki air dari kawasan tanah Gambut jenis ini disebut dengan sungai air hitam. Sumber https://www.geologinesia.com/
EmoticonEmoticon