Jumat, 27 November 2020

Biogenik Metan Dalam Batubara

Kita pahami bareng bahwa pembentukan batubara sering menciptakan gas-gas yang sebagian besar ialah gas metana. Gas metana dalam batubara pada dasarnya terbentuk lewat 2 proses, ialah proses biogenik dan termogenik. Gas yang yang dihasilkan dari proses biogenik disebut dengan biogenik metan, sedangkan gas yang terbentuk dari proses termogenik lazimdisebut dengan termogenik metan. Pembahasan kita kali ini akan lebih konsentrasi membahas perihal Biogenik Metan dalam Batubara.


Biogenik metan terbentuk dalam keadaan anoxic dikala material organik pembentuk batubara mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme. Organisme yang hidup di dunia dikelompokkan ke dalam 3 domain besar, ialah Bacteria, Archaea, dan Eukarya.

Methanogen tergolong ke dalam domain Archaea. Archaea ialah satu-satunya mikroorganisme yang dimengerti mampu membentuk metan. Methanogen memiliki sifat sangat sensitif terhadap oksigen ( redoks levels Eh < -200 mV ) dan memproduksi metan selaku hasil final dari produk metabolismenya. Hanya saja, kemampuan metabolisme methanogen terbatas pada material organik dengan rantai karbon sederhana (tidak lebih dari dua atom karbon) (Faison, 1991; Fakoussa and Hofrichter, 1999).

 Kita ketahui bersama bahwa pembentukan batubara sering menghasilkan gas Biogenik Metan dalam Batubara
Gambar 3 Domain Besar Makhluk Hidup di Dunia (dimoodifikasi dari Woose, drr, 1990).

Sedangkan untuk mengkonversi material organik dengan rantai karbon yang kompleks seperti batubara, methanogen membutuhkan koordinasi dengan berbagai jenis basil. Kerjasama ini diketahui dengan ungkapan "microbial methanogen consortia" atau konsorsium mikroorganisme pembentuk metan.

Berbagai jenis bakteri melakukan pekerjaan pada tahap awal dengan mengkonversi rantai karbon kompleks menjadi rantai karbon sederhana yang siap dipakai oleh methanogen untuk membentuk metan. Dalam mengganti material organik menjadi metan, methanogen menggunakan aneka macam macam "pathway". Pathway yang paling banyak digunakan oleh methanogen dalam mengkonversi batubara menjadi metan yaitu reduksi CO2 (hydrogenotrophic) dan fermentasi acetate (acetoclastic) (Strapoc, drr., 2011).


 Kita ketahui bersama bahwa pembentukan batubara sering menghasilkan gas Biogenik Metan dalam Batubara
Gambar Methanogen Pathway dan Pembentukan Metan dari Material Kompleks.

Pembentukan biogenik metan berlangsung pada suhu rendah (< 56 derajad celcius) pada tahap penggambutan dan pada tahap awal pembentukan batubara (Ro < 0,3%). Gas yang terbentuk lewat proses biogenik sebagian besar berupa CH4 dan cuma sebagian kecil berupa gas hidrokarbon berat (C2+).

Biogenik metan pada gambut umumnya berbentukgelembung-gelembung gas rawa yang cenderung terlepas ke atmosfer. Sedangkan biogenik CH4 yang terbentuk pada tahap awal pembatubaraan, bisa bertahan dan terakumulasi jikalau proses penimbunan berjalan cepat dan sistem seal dari batuan di atas lapisan batubara terbentuk dengan baik (Gao, drr., 2014).

CH4 yang terbentuk pada saat penggambutan dan pada tahap permulaan proses pembatubaraan diketahui sebagai biogenik CH4 primer. Karena terbentuk pada kedalaman yang dangkal, biogenik CH4 primer sangat jarang terakumulasi menjadi endapan yang irit.


Proses pembentukan biogenik metan mampu juga terjadi sesudah batubara terbentuk. Hal ini terjadi dikala lapisan batubara yang berada pada batas cekungan mengalami kontak dengan air meteorik yang mengandung mikroorganisme pembentuk metan (CH4).

Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon